Hubungan Indonesia dan Malaysia sepertinya tak pernah ade ayem, perang dingin dan pencaplokan beberapa budaya, pulau serta seni Indonesia tak pernah berhenti dilakukan oleh Malaysia.
Namun dibalik itu semua, ternyata para pemimpin negeri jiran tersebut berasal dari beberapa wilayah Indonesia alias import dari negara yang dikatakan Indon "budak" oleh sebagain media Malaysia.
Hampir 80 persen keturunan Melayu di Malaysia adalah keturunan orang Indonesia. Ada keturunan Aceh, Padang, Sumatera Utara, Jambi, Palembang, Jawa, Madura, Bawean, dan Bugis.
Dalam kunjungannya beberapa waktu lalu di Gowa, Sulawesi Selatan, Perdana Menteri Malaysia Najib Tun Razak mengatakan, saya datang bukan untuk merebut kekuasaan. Saya datang sebagai orang perantauan Bugis yang sukses dan kini menjadi Perdana Menteri Malaysia, di hadapan masyarakat Gowa, Sulawesi Selatan, tanah leluhurnya.
Leluhurnya meninggalkan Gowa untuk merantau ke Pahang, salah satu negara bagian di Malaysia, demi menghindari konflik perebutan kekuasaan. Perantauannya ke Semenanjung Malaysia ternyata berujung sukses, setelah ayahnya menjadi PM Malaysia kedua, sementara dia sendiri menjadi PM Malaysia keenam.
Selain itu, di jajaran kabinet saat ini, Menteri Pertahanan Malaysia Ahmad Zahid Hamidi, berkakek orang Yogyakarta. Bahasa Jawanya pun masih medok.
Begitu juga dengan Rais Yatim, Menteri Penerangan dan Kebudayaan Malaysia, yang menghabiskan masa kecilnya di Sawahlunto, Sumatera Barat.
Kesuksesan perantauan Indonesia di Malaysia bukan hanya sampai tingkat menteri. Beberapa sultan di beberapa negara bagian juga keturunan Indonesia, contohnya Sultan di Johor Bahru dan Selangor adalah keturunan Bugis.
Bukan saja di kalangan pemerintahan dan sultan, keturunan Indonesia di Malaysia sukses membina hidup di Malaysia.
Bintang film legendaris Malaysia, P. Ramlee misalnya, adalah anak Aceh yang sukses di Malaysia. Penyanyi pria paling top saat ini, Mawi, juga masih keturunan orang Jawa.
Bahkan pendiri Malaysia sendiri Tunku Abdul Rahman Putra Al-Haj adalah generasi ke 11 keturunan Bugis, Indonesia.
Peran Indonesia Kekinian
Kemajuan ekonomi Malaysia sebenarnya tidak terlepas dari peran tangan-tangan anak bangsa Indonesia sebagai negara tetangga dan serumpun Melayu,
Peran warga Indonesia sangat besar dalam pembangunan ekonomi dan sosial Malaysia sejak awal pembangunan ekonomi dan sosialnya hingga kini.
Presiden RI Soeharto pernah mengirim ribuan guru, dokter dan perawat ke Malaysia pada awal tahun 1970an. Banyak juga dosen-dosen Indonesia mengajar di Malaysia. Pada dekade 1970an, tenaga pendidik dan terampil banyak dikirim ke Malaysia.
Jadi jika sebagian orang Malaysia atau pun media Malaysia mengatakan bangsa Indonesia bangsa budak adalah sangat kacau dan bisa dikatakan bangsa yang lupa leluhurnya. Kalau dilihat dari sejarah maka seharusnya mereka berkaca bahwa Indonesia lah negara yang turut membangun Malaysia sampai detik ini. (Fz/Duk/An)
Tiada ulasan:
Catat Ulasan
SILA BERI KOMEN ANDA DISINI