PENGUMUMAN

Tuan empunya blog ini Ust. Abidin Bin Umar telah kembali ke rahmatuLlah pada 2 Januari 2010 pada pukul 6.05 pagi. Sedekahkan Al-Fatihah buat beliau.. Al-Fatihah..

Bookmarks @ Beritahulah Kawan Tentang BLOG INI

Bookmarks @ Beritahulah Kawan Tentang BLOG INI
Right Click-Open Link in New Tab/Window

BEBERAPA HADITH NABI S.A.W MENGENAI KELEBIHAN MEMBACA AL-QURAN ATAU SURAH-SURAH TERTENTU

BEBERAPA HADITH NABI S.A.W  MENGENAI KELEBIHAN MEMBACA AL-QURAN ATAU SURAH-SURAH TERTENTU
1- Diriwayatkan daipada Abu Umamah ra, katanya: Aku medengar Rasulullah S.A.W. bersabda: (Terjemahan): “Bacalah Al-Qur’an kerana dia akan datang pada hari Kiamat sebagai juru syafaat bagi pembacanya.” (Riwayat Muslim) 2- Barangsiapa membaca ayat Al-Kursi di akhir tiap sembahyang, tidak menegah akan dia daripada masuk syurga kecuali maut. 3- SURAH AL-DUKHAN Sabda Rasulullah S.A.W. "Barangsiapa membaca surah Ad-Dukhan di waktu malam maka meminta ampun baginya 70,000 Malaikat di waktu pagi."(H.R. al-Tirmidzi) 4- SURAH AL-MULK Sabda Rasulullah S.A.W. Barangsiapa membaca Surah Al-Mulk sebelum tidur nescaya Allah SWT akan membebaskannya dari azab kubur. 5- Barangsiapa membaca Surah Al-Ikhlas sebanyak 10 kali Allah SWT akan membangunkan untuknya sebuah istana di syurga.

MESTI BACA !!!- MESTI BACA !!!- MESTI BACA !!!

H1N1 - Malaysia ditangga teratas?
BARU....GEMPAR....HANGAT!!! BACA-TONTON-SIBAR!!!
Teoh mati dibunuh UMNO! Terkini Meletop!!!
Tsu Koon tempelak KP SPRM isu kematian Teoh Beng H...Paling baru!!!
Pegawai SPRM sarankan Teoh rasuah dan dibunuh rakan.. Baru!!!
"Surat Misteri" - Pendedahan Baru Inkues Teoh Beng Hock-Video!!!
"SURAT MISTERI" berkaitan konspirasi SPRM dan Khir Toyo..
PANAS-Video Teoh Beng Hock tortured before death Saksikan!!!
LIVE : Inkues kematian Teoh Beng Hock 17/09/09
GAMBAR : Beza mayat Jatuh Bangunan Tingkat 16 & 14.

KHAS SEMPENA HIMPUNAN MANSUH ISA
TENGOK KOLEKSI GAMBAR - HIMPUNAN MANSUH ISA Jom!!!
KOLEKSI GAMBAR GMI-Malaysiakini!!!

!!!GEMPAR-GEMPAR-GEMPAR!!!
Tayangan Video TERKINI dan Hangat...!!!
Yusri buat penjelasan atas pentas PAS-Video..Panas!!!
Benarkah Pemimpin UMNO Kafir Walau Bersolat ???
Mufti HARAM Berpolitik-Demi Umno@BN WAJIB..???

TOPIK HANGAT SAHAJA!!!

LUAR NEGARA:


POLITIK MALAYSIA:

Siapa kata KELANTAN MUNDUR??? tak ada baca ka...??
Kod BABI-Dalam Makanan... Baca Cetak Edar!!!

Sabtu, Januari 05, 2008

Kisah Rasulullah SAW dengan Pengemis Buta

Kisah Rasulullah SAW dengan Pengemis Buta
Posted on Saturday, February 17 @ 07:57:26 MYT by Din-Cryptos
Teladan Oleh wadi_halfa



"Di sudut pasar Madinah ada seorang pengemis Yahudi buta yang setiap harinya selalu berkata kepada setiap orang yang mendekatinya, "Wahai saudaraku, jangan dekati Muhammad, dia itu orang gila, dia itu pembohong, dia itu tukang sihir, apabila kalian mendekatinya maka kalian akan dipengaruhinya" .


Namun, setiap pagi Muhammad Rasulullah SAW mendatanginya dengan membawakan makanan, dan tanpa berucap sepatah kata pun Rasulullah SAW menyuapkan makanan yang dibawanya kepada pengemis itu sedangkan pengemis itu tidak mengetahui bahwa yang menyuapinya
itu adalah Rasulullah SAW. Rasulullah SAW melakukan hal ini setiap hari sampai beliau wafat.


Setelah wafatnya Rasulullah SAW, tidak ada lagi orang yang membawakan makanan setiap pagi kepada pengemis Yahudi buta itu. Suatu hari sahabat terdekat Rasulullah SAW yakni Abubakar RA berkunjung ke rumah anaknya Aisyah RA yang tidak lain tidak bukanmerupakan isteri Rasulullah SAW dan beliau bertanya kepada anaknya itu, "Anakku, adakah kebiasaan kekasihku yang belum aku kerjakan?".


Aisyah RA menjawab, "Wahai ayah, engkau adalah seorang ahli sunnah dan hampir tidak ada satu kebiasaannya pun yang belum ayah lakukan kecuali satu saja"."Apakah Itu?", tanya Abubakar RA.


"Setiap pagi Rasulullah SAW selalu pergi ke ujungpasar dengan membawakan makanan untuk seorang pengemis Yahudi buta yang ada di sana", kata Aisyah RA.


Keesokan harinya Abubakar RA pergi ke pasar dengan membawa makanan untuk diberikan kepada pengemis itu. Abubakar RA mendatangi pengemis itu lalu memberikan makanan itu kepadanya. Ketika Abubakar RA mulai
menyuapinya, sipengemis marah sambil menghardik, "Siapakah kamu?". Abubakar RA menjawab, "Aku orang yang biasa (mendatangi engkau)."


"Bukan! Engkau bukan orang yang biasa mendatangiku" ,bantah si pengemis buta itu.


"Apabila ia datang kepadaku tidak susah tangan ini memegang dan tidak susah mulut ini mengunyah. Orang yang biasa mendatangiku itu selalu menyuapiku, tapiterlebih dahulu dihaluskannya makanan tersebut melanjutkan perkataannya.


Abubakar RA tidak dapat menahan air matanya, ia menangis sambil berkata kepada pengemis itu, "Aku memang bukan orang yang biasa datang padamu. Aku adalah salah seorang dari sahabatnya, orang yang mulia itu telah tiada. Ia adalah Muhammad Rasulullah SAW".


Seketika itu juga pengemis itu pun menangis mendengar penjelasan Abubakar RA, dan kemudian berkata, "Benarkah demikian? Selama ini aku selalu menghinanya, memfitnahnya, ia tidak pernah memarahiku sedikitpun, ia mendatangiku dengan membawa makanan setiap pagi, ia begitu mulia.... "


Pengemis Yahudi buta tersebut akhirnya bersyahadat di hadapan Abubakar RA saat itu juga dan sejak hari itu menjadi muslim.


Nah, wahai saudaraku, bisakah kita meneladani kemuliaan akhlaq Rasulullah SAW? Atau adakah setidaknya niatan untuk meneladani beliau? Beliau
adalah ahsanul akhlaq, semulia-mulia akhlaq.


Kalaupun tidak bisa kita meneladani beliau seratus persen, alangkah baiknya kita berusaha meneladani sedikit demi sedikit, kita mulai dari apa yang kita
sanggup melakukannya.


Sebarkanlah riwayat ini ke sebanyak orang apabila kamu mencintai Rasulullahmu. .."

Jumaat, Januari 04, 2008

Universitas Al- Azhar Mesir (GAMBAR 3)


foto mesjid al azhar dari arah atas



foto alazhar dari towernya aja









nih klo lagi malem
keren kan...mahasiswanya juga keren kok
kekeke
http://www.acehforum.or.id/al-azhar-university-t3426p2.html
http://www.acehforum.or.id/index.php

Universitas Al- Azhar Mesir (GAMBAR 2)



Fakultas Lughah Arabiah









Universitas Al- Azhar Mesir (GAMBAR 1)


al-Azhar University


The clock tower of Al Azhar University

The courtyard of Al Azhar Masjid in Islamic Cairo


Headquarters of Al Azhar


Universitas Al-Azhar Mesir



Fakultas Agama (Adaby)

Untuk fakultas-fakultas adabiy (agama) jenjang studi yang dibuka meliputi program:
* Under Graduate (Kulliyah atau S1)
* Post Graduate (Dirâsah 'Ulya atau S2 dan S3)

Masa pendidikan resmi program Under Graduate (S1) selama 4 tahun (kecuali fakultas Syari'ah Islamiyah jurusan Syari'ah wal Qanun menempuh masa studi 5 tahun). Sedangkan program Magister (S2) hanya menjalani masa studi 2 tahun dan dilanjutkan masa penulisan thesis secara terpisah. Proses penerimaan mahasiswa program S2 di al Azhar dilakukan melalui tes hafalan Qur'an 8 juz, sehingga kesempatannya lebih terbuka, tanpa membedakan nilai akhir mahasiswa lulusan S1 (Lc.). Untuk pencapaian gelar Doktor (S3) cukup dengan mengajukan disertasi.

Pada tahapan program Under Graduate (S1), sistem pendidikan yang diterapkan memang agak ketat. Agar bisa melanjutkan ke tingkat berikutnya, mahasiswa harus menyelesaikan seluruh mata kuliah pada setiap tingkat dan hanya diperbolehkan memiliki maksimal dua sisa mata kuliah pada tingkat sebelumnya. Sementara bagi yang memiliki sisa mata kuliah lebih dari dua, terpaksa mengulang setahun lagi pada tingkat yang sama, khusus menyelesaikan mata kuliah yang tertinggal. Kecuali tingkat II dan tingkat IV, mahasiswa diberi kesempatan ikut ujian Daur Tsani (gelombang kedua) atau tashfiyah bagi yang tersisa 2 mata kuliah. Bila pada ujian fase ini juga belum tuntas, maka diharuskan mengulang setahun lagi khusus dua atau satu mata kuliah sisa tersebut. Kesempatan mengulang studi (i'âdah) pada tingkat I dan II cuma diberikan 2 kali (2 tahun), andai pada tahun ketiga belum lulus hingga batas maksimal, maka mahasiswa akan dikeluarkan (mafshûl). Adapun bagi tingkat III, ada "jatah" i'âdah sebanyak 4 tahun.

Diantara dispensasi yang diberikan al Azhar terhadap fakultas keislaman ini ialah "bebas biaya pendidikan" alias gratis. Mahasiswa hanya perlu membeli buku/diktat kuliah yang diterbitkan al Azhar dan sedikit biaya administrasi pembuatan kartu mahasiswa.

A. Adapun rincian fakultas-fakultas agama (ADABY) untuk putra di Cairo ada lima:
* Fakultas Syari'ah wal Qanun
Penjurusannya dimulai sejak tingkat I:
1. Jurusan Syair'ah Islamiyah
2. Jurusan Syari'ah wal Qanun (studi 5 tahun)

* Fakultas Ushuluddin
Penjurusannya dimulai pada tingkat III, meliputi:
1. Jurusan Tafsir dan 'Ulumul Qur'an
2. Jurusan Hadits dan 'Ulumul Hadits
3. Jurusan Aqidah dan Filsafat
Ada pula Jurusan dakwah dan Tsaqafah Ilamiyah sejak tingkat I, tapi hanya terbuka bagi mahasiswa Mesir dan negara Arab.

* Fakultas Lughah al-'Arabiyah
Penjurusannya dimulai sejak tingkat I, yaitu:
1. Jurusan Lughah 'Arabiyah dan Adab (umum)
2. Jurusan Tarikh wal Hadlarah
3. Jurusan Shahafah wal I'lam (publistik)

* Fakultas Dirasat Islamiyah wal 'Arabiyah
Hanya memebuka jurusan umum saja.

* Fakultas Dakwah Islamiyah
Hanya ada jurusan umum, kini cuma menerima mahasiswa Mesir dan negara-negara Arab. Kampusnya yang baru kini menyatu di dalam komplek fakultas-fakultas 'ILMI Al-Azhar.

B. Sedangkan fakultas Agama (ADABY) di Kulliyatul Banat Cairo hanya membuka satu fakultas, dengan model penjurusan yang agak berbeda dari kelompok putra, yaitu Fakultas Dirasat Islamiyah wal 'Arabiyah. Cabang (syu'bah) dari fakultas ini adalah:
* Syu'bah Syari'ah
Penjurusannya dimulai sejak tingkat I:
1. Jurusan Syair'ah Islamiyah
2. Jurusan Syari'ah wal Qanun (studi 5 tahun)

* Syu'bah Ushuluddin
Penjurusannya dimulai pada tingkat III, meliputi:
1. Jurusan Tafsir dan 'Ulumul Qur'an
2. Jurusan Hadits dan 'Ulumul Hadits
3. Jurusan Aqidah dan Filsafat

* Syu'bah Lughah al-'Arabiyah
Hanya ada jurusan Lughah 'Arabiyah dan Adab

------------------------------------------------
Detail Penjurusan Fakultas Keagamaan
(Catatan: Hanya fakultas-fakultas yang dapat dimasuki wafidîn (non-Mesir) saja yang ditulis di sini)

I. Fakultas-Fakultas Keagamaan (Putra):

I.a. Fakultas Ushuluddin
Fakultas Ushuluddin dibagi menjadi beberapa jurusan:
1. Jurusan Tafsir dan Ilmu-Ilmu Al-Qur`an
Adapun materi yang dipelajari adalah Al-Qur`an, Fiqh, Aliran Pemikiran, Metodologi Ahli Tafsir, Ilmu-Ilmu Al-Qur`an, Hadits, Tauhid, Tafsir Analitik, Tafsir Tematik, Sirah Nabawiy, Metodologi Ahli Hadits, Dakhil, Retorika, Bahasa Inggris, Ushul Fiqh, Filsafat Islam dan Isytisyrâq wa Tabsyîr (Ilmu Oroentalisme dan Missionarisme). Materi ujian lisan pada jurusan ini adalah Al-Qur`an dan Tafsir

2. Jurusan Hadits dan Ilmu-Ilmu Hadits
Materi-materi yang dipelajari seperti Al-Qur`an, Fiqh, Aliran Pemikiran, Metodologi Ahli Tafsir, Ilmu-Ilmu Hadits, Hadits Analitik, Hadits Tematik, Tauhid, Tafsir Tematik, Sirah Nabawy, Metodologi Ahli Hadits, Retorika, Takhrîj, Bahasa Inggris, Ushul Fiqh, Filsafat Islam dan Ilmu Orientalisme. (Materi ujian lisan Al-Qur`an dan Hadits plus praktikum Takhrîj)

3. Jurusan Akidah dan Filsafat
Mempelajari beberapa mata kuliah seperti Al-Qur`an, Fiqh, Aliran Pemikiran, Agama-agama, Tasawuf, Tauhid, Retorika, Filsafat Islam, Tafsir Tematik, Filsafat Yunani, Aliran dan Sekte-sekte Islam, Hadits Tematik, Ilmu Jiwa, Bahasa Inggris, Teks-teks Filsafat, Ushul Fiqh, Ilmu Orientalisme, Akhlaq, Takhrîj, Logika Modern, Filsafat Islam, Metodologi Ahli Tafsir, Ilmu Sosial, Filsafat Modern dan Psikologi.

Masa pendidikan fakultas ini minimal empat tahun. Penjurusan dimulai pada tingkat tiga di sesuaikan dengan kecenderungan nilai per mata kuliah, dapat juga penjurusan berdasarkan pilihan mahasiswa. Adapun pada program S2 pengambilan jurusan di sesuaikan dengan jurusan ketika S1, namun juga diperbolehkan melintas ke lain jurusan untuk mengambil spesialisi lain, namun tetap pada satu fakultas tetapi terlebih dahulu mengikuti ujian persamaan selama setahun terhadap materi-materi spesialisasi yang baru.


I.b. Fakultas Syarî'ah wal Qânûn
Dibagi menjadi dua jurusan; jurusan Syarî'ah Islâmiyah dan Syarî'ah wal Qânûn. Penjurusan dimulai dari sejak tingkat awal.

1. Jurusan Syarî'ah Islâmiyah
Materi-materi jurusan ini seperti; Al-Qur`an, Nahwu dan Sharaf, Bahasa Inggris, Fiqh, Ushul Fiqh, Ulumul Hadits, Tauhid, Fiqh Kitab, Tarikh Tasyri', Riset (Bahts), Fiqh Sunnah, Ahwal Syakhsiyah, Adab dan Balaghah, Dakwah, Qawa'id Fiqhiyah dan lain-lain. Materi ujian lisan Al-Qur`an, Fiqh, Ushul Fiqh dan Fiqh Muqaran.

2. Jurusan Syarî'ah dan Hukum (Qânûn)
Mempelajari beberapa materi seperti; Al-Qur`an, Bahasa Inggris, Fiqh, Ushul Fiqh, Ilmu Hadits, Sejarah Legislasi, Pengantar Ilmu Hukum, Sistem Perundangan Mesir, Sejarah Hukum, Lembaga Internasional, Kriminologi, Fiqh Muqaran, Hukum Perdata, Hukum Administrasi, Hukum Kriminal, Administrasi Peradilan, Ekonomi dan Koperasi, Hukum Dagang, Hukum Keluarga, Ekonomi Politik, Administrasi Umum, Hukum Laut, Tata Niaga, Keuangan dan Pajak, Istilah Hukum, Hukum Perburuhan, Pertanian dan Hubungan Internasional. Masa belajar pada jurusan ini minimal lima tahun.

Sedangkan untuk program S2 (pasca sarjana) membuka jurusan spesialisasi; Fiqh 'Am, Ushul Fiqh, Fiqh Muqaran, dan Siyâsah Syar'iyah. Mulai tahun ajaran 2000-2001 fakultas ini sudah mulai membuka jurusan baru, yaitu Spesialisasi Hukum.

I.c. Fakultas Studi Islam dan Bahasa Arab
Selama empat tahun menempuh pendidikan umum, tidak ada penjurusan kecuali pada jenjang pendidikan program S2.

Selama menempuh program S1 mempelajari beberapa mata kuliah; Al-Qur`an, Bahasa Inggris, Sastra Arab, Tauhîd, Balâghah, Hadîts, Ulûmul Hadîts, Tafsîr, Ulûmul Qur`ân, Târîkh Tasyrî', Nahwu, Sharaf, Târîkh Islam, Tajwid, 'Arûdh wal Qawâfiy (Prosody), Fiqh Mazhab, Kritik Satra, Ensiklopedia, Lahjat, Logika, Ilmu Pendidikan, Ilmu Jiwa, Aliran-aliran Pemikiran, Fiqh al Lughah, Riset (Bahts), Ahwâl Syakhsiyah.

I.d. Fakultas Bahasa Arab
Membuka beberapa jurusan yang dimulai sejak tingkat satu:
1. Jurusan Umum (Lughah 'Arabiyah wa Adab)
2. Jurusan Sejarah dan Peradaban
3. Jurusan Jurnalistik dan Pers

Materi yang diajarkan pada Jurusan Umum seperti; Al-Qur`an, Nahwu, Sharaf, Balaghah 'Arûdh (Prosody), Sastra, Bahasa Inggris, Ensiklopedia, Ilmu Bahasa, Prosa, Fiqh, Riset (Bahts), Tafsir, Sejarah Islam, Wazn Syi'ir, Perbandingan Sastra, Kriktik Sastra, Lahjat dan Qirâ'at, Hadits, Peradaban Islam, Kritik Syi'ir dan Fiqh al Lughah.

II. Fakultas-Fakultas Agama (Putri)
Adapun untuk putri hanya dibuka satu fakultas saja yaitu Studi Islam dan Arab (Dirâsat Islâmiyah wal 'Arabiyah) yang memiliki bermacam cabang (syu'bah) seperti:

1. Syu'bah Syarî'ah
Memiliki jurusan Syari'ah Islamiyah dan sejak tahun ajaran 1998-1999 membuka jurusan Syarî'ah wal Qânûn (materi mirip dengan Syarî'ah wal Qânûn putra).

2. Syu'bah Ushuluddin
Memiliki tiga jurusan. Penjurusan dimulai pada tingkat tiga:
a. Jurusan Tafsir dan Ilmu-Ilmu Al-Qur`an
b. Jurusan Hadits dan Ilmu-Ilmu Hadits
c. Jurusan Akidah dan Filsafat

3. Syu'bah Bahasa Arab
Hanya dibuka satu jurusan saja yaitu jurusan umum (Lughah ' Arabiyah wal Adab).

Dari semua jurusan, materi yang dipelajari di syu'bah-syu'bah putri memiliki kemiripan dengan yang dipelajari di fakultas-fakultas putra. Demikian juga yang dipelajari di al Azhar Cairo sama dengan materi-materi di provinsi lainnya. Hanya saja mungkin ada perbedaan diktat dan tentunya dosen pengajar.

Gelar yang diraih dari setiap fakultas di atas untuk strata satu bergelar lisence.
http://www.acehforum.or.id/al-azhar-university-t3426.html
http://www.acehforum.or.id/index.php

Universitas Al- Azhar Mesir




Pendahuluan

Universitas al Azhar merupakan salah satu pusat studi Islam dunia yang tertua.Pada masa awal perintisannya hanya berupa halaqah keilmuan yang diadakan secara rutin di Masjid Agung Al-Azhar dengan menggunakan sistem pembelajaran klasik atau talaqqiy (sorogan) yang dilaksanakan di antara tiang-tiang Masjid Agung al Azhar. Pembangunan Masjid Agung al Azhar ini dimulai oleh panglima pasukan militer Dinasti Fatimiyah, Jauhar as Shaqliy, pada tanggal 23 Jumadi al âkhirah tahun 359 H/970 M dan rampung pada tanggal 17 Ramadhân 361 H atau pada tanggal 22 Juni 972 M.

Tujuan awal dibangunnya institusi al Azhar ini oleh Dinasti Fatimiyah adalah untuk memperluas pengajaran sekte Syiah Isma'iliyah yang mereka anut.

Secara legal formal Universitas al Azhar didirikan pada tahun 1930 M pasca dikeluarkannya UU No. 49 Tahun 1930 yang ditandatangani oleh Syeikh al Azhar Muhammad al Ahmadiy al Zhawahiriy yang sebelumnya telah diangkat sebagai Grand Syaikh pada Oktober 1929. Setelah itu dibukalah tiga fakultas inti yaitu fakultas Ushuludin, fakultas Syari'ah dan fakultas Bahasa Arab dengan jenjang masing-masing pendidikan fakultas empat tahun.Selain itu juga dibuka pendidikan tingkat menengah pertama (ibtidâ'iy) dengan jenjang pendidikan empat tahun serta tingkat menengah atas (tsânawiy) dengan masa lima tahun.

Walau sering tertimpa badai dari berbagai penjuru, Al Azhar dengan komitmen yang tinggi tetap mempertahankan sistem klasik warisan ulama. Terlebih pada awal abad 20 dengan gencar al Azhar dikesankan dan dituduh jumûd (statis) dan eksklusif.. Sikap diatas diambil al Azhar demi memepertahankan diri dan memang situasi kala itu menuntut demikian.

Pada perjalanan selanjutnya akhirnya al Azhar tidak dapat menghindari perubahan dan perkembangan. Meski dengan mengundang polemik yang cukup banyak, karena dianggap mencukur komitmen al Azhar sebelumnya, akhirnya pada masa Syeikh al Azhar Mahmud Syaltut ditandatanganilah UU No.103 Tahun 1961 yang kemudian dikenal dengan Qânûn Tathwîr (UU Pembaruan) yang dikeluarkan pemerintah Mesir pada 5 Juli 1961.

Barangkali penambahan varian fakultas mempunyai nilai plus, namun al Azhar harus menerima konsekuensi kerugian yang tidak sedikit. Pintu intervensi pemerintah semakin terbuka lebar, seperti campur tangan pemerintah dalam urusan internal al Azhar dipaksanya al Azhar mengikuti kurikulum pendidikan pemerintah. Jabatan Syeikh al Azhar akhirnya hanya terkesan sebagai simbol, yaitu yang berhubungan dengan kebijakan agama (Islam). Tata administratif mutlak dipisahkan dari Dewan Syeikh (Syeikhdom) al Azhar. Akhirnya pemerintah pun berhasil mempolarisasi al Azhar demi meminimalisir bahaya meningkatnnya kekuatan al Azhar yang ditakutkan dapat menyaingi kekuatan serta pengaruh pemerintah atas masyarakat.

Dr. Muhammad al Bahiy diangkat sebagai rektor perdana al Azhar. kemudian ia mendapat pengukuhan untuk kedua kalinya pada Maret 1964. Namun beliau menolak dan lebih memilih mengajar di fakultas Adab (Sastra), Universitas Cairo. Jabatan ini akhirnya diserahkan kepada Syeikh Ahmad Hasan Baqury hingga tahun 1969.

Sampai saat ini al Azhar telah memiliki cabang pendidikan di hampir seluruh propinsi yang ada di Mesir bahkan di negara-negara Asia, seperti Indonesia, Malaysia dan lainnya.

Secara garis besar fakultas-fakultas al Azhar terbagi menjadi dua, yaitu kulliyyât adabiyyah (fakultas-fakultas studi keagamaan) dan kulliyyât 'ilmiyah ( fakultas-fakultas studi sosial dan eksak). Seluruh kulliyât 'ilmiyyah terletak di kawasan Nasr City, adapun sisanya (kulliyyât adabiyyah) terletak di kawasan Husein, di sebelah Masjid Agung al Azhar, tentunya disamping Universitas-universitas al Azhar cabang yang berada di pelbagai provinsi.


Jenjang Pendidikan Al-Azhar
Univeristas Al-Azhar membuka pendaftaran dan menerima mahasiswa dengan jenjang studi yang meliputi:
1. Under Graduate (program S1)
2. Post Graduate (program S2 dan S3)
Untuk pendidikan program S1 rata-rata ditempuh selama empat tahun kecuali beberapa fakultas dan jurusan tertentu. Serdangkan untuk program S2 setiap ahasiswa menempuh masa kulia selama dua tahun (tingkat) dilanjutkan dengan masa penulisan yang minimalnya setahun setelah pengajuan dan persetujuan tema judul thesis oleh Dewan Jurusan di Fakultas masing-masing. Adapun pendidikan program S3 tanpa menempuh masa perkuliahan akan tetapi cukup denagn mengajukan judul disertasi. Dan pada level ini disertasi baru boleh dipresentasikan di depan Lajnah (panitia) minimalnya setelah diua tahun dari waktu pendaftaran di program ini.
Pendaftaran dan Biaya Perkuliahan
Pendaftaran S1 biasanya dibuka pada bulan-bulan Agustus-September setiap tahunnya, sedangkan untuk program S2 pada bulan September-Oktober. Adapun pendaftaran program S3 diperpanjang jangka waktunya antara bulan Oktober sampai Maret setiap tahunnya.
Sedangkan yang berkenaan dengan pendanaan kuliah, untuk fakultas agama tidak dipungut biaya perkuliahan maupun ujian alias gratis. Hanya mengeluarkan ongkos sedikit untuk membayar rusum (uang pendaftaran ulang) yang relatif sangat murah tak lebih dari 2 USD. Plus sudah mendapatkan diktat mata kuliah bahasa asing. Adapun untuk mata kuliah lainnya dana dan ongkosnya dibebankan kepada setiap mahasiswa.

Sistem Perkuliahan dan Ujian
Sistem perkuliahan Al-Azhar masih menggunakan sistem pengajian atau ceramah dari para dosen. Dan mahasiswa diperkenankan untuk bertanya sesudahnya. Model diskusi dan presentasi makalah seperti di Indonesia belum banyak dilaksanakan. Kecuali barangkali dalam tataran program S2 dialog lebih terkesan hidup terutama mahasiswa yang diterima relatif lebih sedikit bila dibandingkan dengan program S1.

Masalah kehadiran di Al-Azhar tidaklah dianggap suatu kewajiban `administrasi` walaupun ada beberapa mata kuliah yang oleh para dosennya mensyaratkan untuk menghadiri kulaih minimal 75%. Mengapa demikian, karena seandainya seluruh mahasiswa program S1 diwajibkan datang tiap hari sudah barang tentu gedung dan fasilitas sangatlah tidak mencukupi. Terbukti dengan sistem ujian yang `antri` atau gantian, berlainan hari antar tiap tingkatan kelas.
Selain itu setiap mahasiswa Al-Azhar diwajibkan menghafal Al-Qur`an pertahunnya dengan perincian untuk mahasiswa Mesir dan Arab 7,5 juz pertahun dan setiap kenaikan tingkat adapun mahasiswa asing non Arab hanya dibebani 2 juz saja per tahunnya.

Perbedaan fakultas ilmy (umum) dan adaby (agama) dalam materi ini; bila setiap mahasiswa agama (adaby) diwajibkan menghafal 7,5 atau 2 juz pertahun maka ditahun terakhir ia akan diuji dari awal sampai akhirnya atau dengan kata lain ujian seluruh Al-Qur`an bagi mahasiswa Arab dan 8 juz bagi mahasiswa non Arab. Adapun di fakultas umum (ilmy) karena materinya yang lebih banyak dan ada ujian praktikum mahasiswa hanya diuji 7,5 juz saja yang dibebankan tahun itu tanpa berhubungan dengan beban tahun sebelumnya.

Untuk masalah diktat perkuliahan, materi dan buku ditentukan oleh para para dosen pengajar. Kebanyakan para dosen atau lajnah (panitia) menulis diktat ini utuk dijadikan bimbingan semasa kuliah. Dan materi ujian kebanyakan diambil dari diktat ini. Disamping terkadang mahasiswa dibebani utuk menulis bahts (karya tulis) pendek sesuai denagn mata kuliah (tidak semua mata kuliah).

Masa kuliah di Universitas Al-Azhar semenjak tahun ajaran 1996-1997 dibawah pimpinan rektor Prof. Dr. Ahmad Umar Hasyim, perkuliahan Al-Azhar dibagi menjadi dua semester. semester pertama aktif dimulai pada akhir September dan berakhir pada awal Desember. Ujian semester I ini biasanya dilaksanakan pada bulan Januari.

Sedangkan semester II dimulai sejak akhir Februari sampai awal Mei. Adapun ujian semester II ini dilaksanakan pada bulan Juni. Ini untuk program S1. Dan pada program S2 hanya melaksanakan ujian selama sekali yaitu pada bulan Juni dan bila yang bersangkutan gagal diberi kesempatan untuk mengikuti ujian daur tsani (gelombang kedua) pada bulan Agustus.

Namun perlu diketahui Al-Azhar tidak memakai sistem SKS sebagaimana yang dipakai oleh kebanyakan PT atau universitas dunia termasuk Indonesia. Al-Azhar hanya membebani mata kuliah selama setahun dan dibagi menjadi dua smester. Jadi setiap mahasiswa pada semester II tak akan menjumpai mata kuliah yang pernah ia pelajari di semester I.

Ujian semua mata kuliah dilakukan secara tertulis. Plus Al-Qur`an dan mata kuliah tertentu juga diujikan secara lisan sesuai dengan spesialisasi. Untuk mata kuliah bahasa asing mahasiswa berhak memilihnya sesuai dengan kecakapn dan keahliannya. Hanya saja kebanyakan mahasiswa memilih bahasa Inggris sebagai pilihan terbanyak kemudian bahasa Perancis.

Dan untuk naik ke tingkat berikutnya mesti lulus ujian di kedua semester tersebut. Hanya boleh meninggalkan mata kuliah maksimal dua, dikenal sebagai mata kuliah takhalluf (tetinggal). Karena bila gagal lebih dari dua mata kuliah sama artinya anda mesti mengulangnya selama setahun.
Model soal ujian, Al-Azhar hanya memberikan soal isian (essay). Tidak ada tipe soal B-S atau multiple choice. Kertas jawaban disediakan panitia dan sudah diklip dalam bentuk buku berukuran kuarto sebanyak 12 halaman.

Standar Penilaian
Dalam penilaian terhadap jumlah mahasiswa Al-Azhar membentuk lajnah taftisy (dewan penilai) yang kemudian dilaporkan kepada doktor pemegang materi untuk selanjutnya tembusan diperiksa oleh dewan fakultas yang dipimpin oleh dekan fakultasnya. Kemudian disahkan oleh dewan universitas dengan sepengetahuan rektor universitas dan ditandatangani.
Adapun standar nilai yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Nilai yang berkisar antara 50% - 65% = Maqbul (cukup) : kriteria lulus
2. Nilai yang berkisar antara 65% - 80% = Jayyid (Baik) : kriteria lulus
3. Nilai yang berkisar antara 80% - 90% = Jayyid Jiddan (BaikSekali) : kriteria lulus
4. Nilai yang berkisar antara 90% - 100% = Mumtaz (Sangat Memuaskan) : kriteria lulus
5. Nilai yang berkisar antara 35% - 50% = Dha'if (Lemah) : kriteria tidak lulus
6. Nilai dibawah 35% = Dha'if Jiddan (Lemah Sekali) : kriteria tidak lulus
Mauquf: adalah keadaan yang dialami mahasiswa ketika berada diujung tanduk, artinya kelulusan ketingkat berikutnya bergantung pada kelulusan Al-Qur`an di daur tsani (gelombang kedua).
Tashfiyah : khusus tingkat empat bila tersisa satu atau dua materi yang akan diselesaikan pada bulan November, untuk menyelesaikan tingkat terakhir secara tuntas.

Sekilas tentang Al-Azhar



Al-azhar University
Sekilas tentang Al-Azhar
Al-Azhar didirikan di Mesir oleh Daulah Fathimiyah yang beribukota di Maroko pada masa pemerintahan Khalifah Muiz Lidinillah (khalifah yang keempat), lewat panglimanya Jauhar As Shaqily ketika memasuki Mesir pada tahun 358H/969M. Kemudian membangun kota Cairo, dan menempatkan pusat militernya di selatan Fusthath.

Pada tanggal 14 Ramadhan 359H/971M dimulailah pembangunan masjid agung di tengah Cairo oleh As Shaqily, dan memakan waktu selama dua tahun dan digunakan untuk shalat pertama kali pada 17 Ramadhan 360H/972M. Di sekeliling masjid ini dibangun dua istana megah pada masa khalifah al Aziz Billah. Kedua istana tersebut dipisahkan oleh sebuah taman yang sangat indah. Masjid jami' ini terletak di sebelah barat taman tersebut. Tata kota Cairo di sekitar istana ini benar-benar menakjubkan, sehingga akhirnya masjid jami' ini dikenal sebagai Jami' Al-Azhar, berasal dari kata Zahra` yang berarti bercahaya dan berkilauan. Ada yang menisbatkannya kepada nama Putri Rasulullah Fatimah Az Zahra`.

Pertama kali bangunan masjid ini hanya terdiri dari hamparan masjid (yang sekarang bagian terbuka) dan dikelilingi dengan tiang-tiang besar yang mempunyai dua sisi bangunan. Keduanya terdiri dari tiga ruwak (tempat yang terletak antara tiang-tiang). Kemudian ditambah dengan ruwak-ruwak baru, sekolah dan mihrab-mihrab, menara Al-Azhar dan tempat wudlu. Kemudian dalam perkembangannya Al-Azhar mengalami renovasi dan perluasan-perluasan sehingga tampak bagus.
Dengan berbagai tambahan dan perluasan akhirnya Al-Azhar termasuk salah satu masjid terbesar yang ada di Mesir.
Kini Al-Azhar memiliki lima menara dengan bentuk yang berbeda dan dibangun dalam waktu yang berlainan. Dua diantaranya dibangun pada masa Abdurrahman Katakhda. Satu lagi dibangun pada masa Sulthan Qaytaba. Dan satu lagi menara besar yang mempunyai dua puncak kepala yang indah, dibangun pada masa Sulthan Al Ghauri. Terhitung sebagai menara masjid Al-Azhar yang terbesar. Selain itu memiliki enam mihrab dan tiga buah kubah serta 380 tiang.


Perkembangan Kurikulum Pendidikan Al-Azhar
Al-Azhar pada mulanya bukanlah dibangun untuk disiapkan sebagai universitas atau sekolah. Akan tetapi dibangun sebagai masjid Dinasti Fathimiyah, sebagai pusat untuk menyebarkan ajaran dan dakwahnya. Mereka mengatur sedemikian rupa demi kelancaran dakwah. Dengan serta merta dipilihlah pimpinan pengelola lembaga ini, disyaratkan seorang yang benar-benar alim di bidang madzhab ahlul bait. Dan sejak saat itu dibentuk Majlis Dâ'i Du'ât (majlis para da'i).

Adapun pendidikan Al-Azhar pada mulanya berorientasi ke madzhab Syi'ah. Diktat pertama yang dipelajari adalah "Iqtishâd fî fiqhi âly al-Bait" karya Abu Hanifah Nu'man bin Abdullah al-Maghriby. Sampai pada tahun 369 H Ya'qub bin Kalas (mentri khalifah Al Aziz Billah) mengarang kitab fiqh madzhab Fathimy yang dibacakan setiap hari Jum'at. Disamping juga Syeikh Ali bin Nu'man al-Qairawani mengajarkan fiqh madzhab syi'ah dari kitab Mukhtashar al-Fiqh, diajarkan sejak tahun 365 H.

Kemudian pada tahun 378 H Al-Azhar benar-benar resmi menjadi sebuah lembaga pendidikan dengan diaturnya jadwal materi dan para pengajarnya. Maka dilantiklah 37 tenaga pengajar. Dan model serta sistem pengajarannya menggunakan halaqah yang dipandu seorang syeikh di salah satu bagian ruwak sesuai dengan materi masing-masing. Selain itu ada majelis khusus untuk wanita. Disamping berkecimpung dalam dunia keilmuan, Al-Azhar juga terjuan dalam bidang seni, filsafat, bahasa dan olah raga.

Itulah sekilas pusat kegiatan keilmuan, satu-satunya Masjid Resmi sebagai Islamic Centre pada masa Fathimiyah sampai tahun 568 H.
Bergantilah pemerintahan negeri Al-Azhar ini ditangani Daulah Ayyubiyah yang memberantas habis madzhab Syi'ah. Serta peran pendidikan Al-Azhar selama tiga kurun mulai redup. Terlebih ketika saudara Shalahudin al-Ayoubi yang berkuasa kala itu mendirikan sekolah-sekolah baru. Secara otomatis banyak tenaga yang tersedot hingga Al-Azhar menjadi sepi.

Namun fungsi masjid masih tetap memerankan posisinya dengan baik. Sampai datanglah periode pemerintahan mamalik, yaitu pada pemerintahan Ad Dhahir Bibers (665 H) yang mengembalikan ruh pendidikan yang menjadi cita-cita berdirinya Al-Azhar. Kegiatan keilmuan dan nuansa cakrawala berpikir dan berwawasan mulai merebak di sudut-sudut kota. Dan mencapai puncak kegemilangannya sepanjang sejarah selama rentang waktu pada abad XV H. Bahkan sampai ulama-ulama besar dari luar negeri menjadi tenaga pengajarnya. Seperti Ibnu Khaldun ketika berkunjung ke Mesir tahun 784 H/ 1382 M. Serta lembaga ini telah melahirkan ulama-ulama berkaliber internasional sekelas Jalaludin As Suyuthy (911 H/1505 M), Ibnu Hajar Al-Asqalany (845 H/1442 M), dan masih banyak lagi.
Kondisi ini semakin terpacu ketika Baghdad sebagai pusat peradaban kala itu diluluhlantakkan oleh pasukan Mongol. Selain itu pembantaian besar-besaran yang dialami oleh umat islam di Andalus (spanyol) oleh kaum salibis secara membabi buta. Kembalilah kesadaran putra-putri penerus estafet ini kian mengkristal dan mencari solusi akan derita serta problematika umat yang dihadapi kala itu. Berbagai program pembaharuan dicanangkan termasuk penggalakan mencerdaskan kehidupan umat serta menyadarkannya akan realita umat yang terjadi sebenarnya. Di samping dibantu kondisi banyaknya ulama Baghdad dan eropa (Andalus) yang mengungsi ke Mesir dan Utara Afrika.

Ada satu hal yang perlu dicatat pada masa ini, bahwa orientasi pendidikan keilmuan dan keagamaan saat itu tak lagi berkiblat ke madzhab Syi'ah namun dibangun atad paham Ahlu As-Sunnah. Adapun disiplin ilmu yang dipelajaripun sudah mulai bervariasi. Mulai dari ilmu-ilmu al-Qur'an, Hadits, Fiqh, Kalâm, Ushûl, Bahasa, Sejarah, Balâghah dan Nahwu.
Pada abad VI Hijriah mulai dipelajari ilmu-ilmu sosial kemanusiaan semisal Kedokteran, Filsafat dan Mantiq. Syeikh Abdul Lathif adalah penggagasnya. Demikian halnya pada waktu pemerintahan Daulah Utsmaniah, bahasa Arab masih bertahan menjadi bahasa ibu dan bahasa resmi bangsa Mesir sehingga masih menjaga peradaban Arab yang asli.

Seorang syeikh sangat kharismatik dalam menentukan arah kebijaksanaan Al-Azhar namun secara resmi barulah diangkat secara simbolik sebagai Syeikh Al-Azhar yang pertama adalah Syeikh Muhammad bin Abdullah al-Khurasyi. diangkat secara resmi sebagai Grand Syeikh yang pertama pada tahun 1101 H. Beliau adalah kelahiran Khurasy daro propinsi Buhaira. Hingga sekarang ada 40 syeikh Al-Azhar. Yang terakhir adalah Syeikh Muhammad Sayyid Tahantawi (mantan mufti).
Ketika era kolonisasi Eropa merambah ke Mesir terutama dengan masuknya Perancis tahun 1798 M kegiatan Al-Azhar sempat terganggu. Terlebih setelah Syeikh Syarqawi menutup Al-Azhar pada 22 Juni 1800 M kemudian membuka kembali pada Oktober 1801 M. Yaitu pada saat Inggris menggantikan kedudukan Prancis di Mesir.
Pada masa Muhammad Ali Basya, dikirimkanlah beberapa mahasiswa ke eropa untuk mempelajari ilmu kemanusiaan dan pemikiran modern. Pada tahun 1864 M Kantor Administrasi Syeikh Al-Azhar mengeluarkan keputusan tentang materi-materi yang dipelajari di Al-Azhar; Fiqh, Nahwu, Sharf, Ma'âni, Bayân, Badi', Matan Lughah, 'Arûdh, Qâfiyah, Filsafat, Tashawuf, Mantiq, Hisab, Aljabar, Falak, Enginering, Sejarah dan Rasm al-Mushaf. Dan tenaga pengajar adalah para alumni yang telah menamatkan sedikitnya sebelas disiplin ilmu diatas dan lulus seleksi dan ujian yang ditangani majelis yang terdiri dari enam orang yang diketuai syeikh Al-Azhar.

Pada masa Muhammad Ali (1517-1798 M) sempat mengalami kemunduran, dikarenakan sistem pendidikan yang terpisah sehingga terkesan pengkotakan antara pendidikan agama dan pendidikan umum. Terlebih Muhammad Ali menganggap Al-Azhar sebagai lembaga nasional milik Mesir, sehingga seenaknya mengelola.
Dan dalam perkembangannya Al-Azhar pun mengeluarkan ijazah bagi para alumninya. Ini diprakarsai oleh syeikh Muhammad Mahdi pada tahun 1287 H. Dan pada tahun 1896 M mulai ada transkip nilai seperti sekarang, serta mulai dibuka spesialisasi-spesialisasi seperti hukum dan qadla` serta dakwah. Selain itu Al-Azhar juga membuka cabang-cabangnya di beberapa propinsi besar di Mesir.

Dan Al-Azhar pun kini menjadi Universitas Islam yang tertua, sebagai ibu bagi para penerus estafet perjuangannya baik di Timur maupun di Barat. Ia merupakan benteng pertahanan keilmuan dan pemikiran dari hunjaman dan serangan musuh-musuh Islam. Al-Azhar merupakan lembaga keilmuan Islam yang besar yang menjaga turats Islami dan menyebarkan misi dan amanah Islamiyah kepada segenap umat di pelosok-pelosok bumi.

Rekaman Sejarah Perjuangan Al-Azhar
Dalam rekaman sejarah Al-Azhar tercatat senantiasa berjuang melawan segala bentuk penjajahan di muka bumi ini. Sebuah contoh realita adalah ruh perjuangan yang ditanamkan pada rakyat benar-benar mengakar sehingga rakyat bangkit dengan revolusi 21 Oktober 1798 M. Al-Azhar dijadikan pusat pergerakan. Syeikh Al Sadât diangkat sebagai koordinator umum. Sebagian orang mengumpulkan sukarelawan dan senjata dan ratusan yang lainnya menyebar ke seluruh pelosok negeri mengobarkan semangat jihad para rakyat serta mengajaknya berkumpul di Al-Azhar. Sampai akhirnya rakyat Mesir menyemut bergerak ke pusat di Al-Azhar. Terkumpul sekitar 8000 orang plus beberapa ribu orang dari dalam kota. Syeikh Umar Makram dan Syarqawi memimpin masa bergerak di jalan-jalan kota meneriakkan panggilan jihad kepada seluruh penduduk untuk mengusir Perancis. Sampai akhirnya terbunuhlah Jendral Debuih kepala perwakilan pemerintahan Perancis di Cairo.
Tak ayal lagi Perancis kaget dan membabi buta mengumbar kemarahannya. Moncong-moncong meriam diarahakan ke tubuh-tubuh yang tak berdosa. Tembok-tembok Al-Azhar pun tak luput dari sasaran tembak puluhan bom-bom. Darah para putra-putri Mesir menggenang di jalanan. Jumlah korban diperkirakan 4000-an termasuk wanita dan anak-anak. Memang setelah terjadi peristiwa ini banyak penangkapan dan intimidasi terhadap ulama dan tokoh-tokoh Islam. Namun Prancis tak mampu bertahan lama. Terbukti dengan terbunuhnya gubernur selanjutnya ditangan santri Al-Azhar, Sulaiman Al Halaby. Meski akhirnya ia digantung. Demikianlah Al-Azhar memimpin Revolusi Mesir yang pertama dipimpin oleh Syeikh Sadât dan yang kedua kalinya dimotori duet Syeikh Umar Makram dan Syarqawi.
Setelah Prancis hengkang dari Mesir dan digantikan Inggris Al-Azhar tak henti-hentinya menyuarakan semangat jihad kedalam segala relung kehidupan rakyat. Pada tahun 1807 M adalah contoh konkrit bentuk perlawanan Al-Azhar dan rakyat Mesir terhadap Inggris.
Perjuangan Al-Azhar bukan hanya melawan penjajahan naum juga memberantas kedikdatoran hukum dan pemerintahan dalam negeri (meskipun untuk peran nyatanya sekarang mengalami berbagai kendala politik dengan kehilangan sarana konkrit). Sebuah contoh semasa pemerintahan Mamalek yang mulai rusak moralnya.
Para ulama Al-Azhar lah yang memotori revolusi Orabi. Ahmad Orabi adalah seorang Azhari disamping juga para pendahulunya Syeikh Muhammad Abduh dan Rifaat Thahthawi. Ulama-ulama berada di garda terdepan menantang maut membela Islam melawan Inggris pada revolusi 9 Maret 1919 M. Pada even selanjutnya Saad Zaghlul yang juga pemimpin revolusi adalah putra Al-Azhar disamping juga mulai bangkitnya kesadaran jihad yang menyala-nyala kalangan kaum wanitanya.
Al-Azhar terus menyeru tak henti-hentinya melawan penjajahan dan taghut sampai akhirnya benar-benar terwujud impian itu dengan berakhirnya revolusi Mesir pada 23 Juli 1952 M. Mesir dipimpin Gamal Abden Nasser melakukan revolusi memaksa Raja Faruk untuk menyerahkan jabatannya. Dan akhirnya sistem pemerintahan Mesir dari kerajaan diubah menjadi republik. Muhammad Naguib terpilih menjadi presiden pertama bagi Mesir.
Kekuatan asing pun -Inggris- akhirnya terpaksa menyingkir dari Mesir. Terhitung sejak 18 Juni 1956 yang oleh Mesir diperingati sebagai idul jala (hari hengkangnya Inggris).

Khamis, Januari 03, 2008

Membentuk Generasi berilmu dan berakhlak mulia (4)

Membentuk Generasi berilmu dan berakhlak mulia (4)
Posted on Wednesday, January 02 @ 23:47:54 MYT by greenboc
Bahan Umum Oleh abdinabu

"Membentuk Generasi berilmu dan berakhlak mulia (3)

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh!

TAJUK : PERANAN IBU BAPA DALAM MEMBENTUK GENERASI
BERILMU DAN BERAKHLAK KE ARAH KECEMERLANGAN DUNIA DAN
AKHIRAT (BAH.4 AKHIR)


PRAKATA :

Kini kita berada di Bahagian Akhir artikel ini, silalah pastikan kita telah membaca bahagian yang telah lalu iaitu bahagian 1 hingga 3, kalau kita benar-benar prihatin dengan masalah yang sedang melanda remaja khasnya anak-anak kita. Apa yang kita lihat pada hari ini, segala yang kita pernah dengar berlaku di barat yang disebut sebagai gejala sosial telahpun melanda negara kita, apabila kerajaan hanya mementingkan kemajuan dunia dalam bentuk fizikal dan mental semata-mata, manakala kemajuan spiritual dibiarkan tertinggal jauh. Ini menyebabkan negara sedang berhadapan dengan krisis moral yang tinggi.

Walaupun kerajaan sudah ada modal sedia ada untuk mempersalahkan pembangkang dalam hal ini, tapi mereka tidak dapat nafikan bahawa anak-anak merekalah yang menjadi bukti akibat (balasan) dari angkara durjana mereka. Namun demikian anak-anak kita kini sedang berada dalam bahaya, kerana sejauh manapun kita berusaha mentarbiah anak-anak kita
mengikut kehendak Maha Pencipta, kita tetap berhadapan dengan bahaya akibat (balasan) dari kelalaian kita dalam melaksanakan 'amar makruf dan nahi mungkar'. Kita mungkin telah berjaya melaksanakannya dalam diri dan keluarga, tetapi kita terpaksa membiarkan mesyarakat punah ranah, dalam kampung kita, daerah kita, bandar kita, negeri kita seterusnya negara kita. Sikap membiarkan sahaja, atau hanya berpuas hati dengan taraf iman
yang paling lemah yakni "membenci di dalam hati" akan menyebabkan kapal (negara) kita karam, dan apabila kapal kita tenggelam, kita tetap akan terlibat sebagai mangsa yang lemas dan mungkin mati.

BAHAGIAN KEEMPAT (AKHIR)

MEMPERUNTUKKAN MASA

Kesemua apa yang telah dikatakan sebelum ini memerlukan pengorbanan yang tinggi daripara ibu bapa. Ibu bapa mestilah pandai memperuntukkan masa yang secukupnya untuk meladeni (melayani) karenah anak-anak.

Sekali lagi kita harus bijaksana menguruskan masa kita. Jangan pula kerana sibuk mengurus anak-anak menyebabkan kita lalai terhadap tanggungjawab kita kepada tugas yang diamanahkan kepada kita oleh majikan kita, apatah lagi kalau sampai melalaikan kita terhadap tanggungjawab kita kepada Allah SWT dan Rasul SAW. Dalam hal ini Allah SWT telah memperingatkan kepada kita dengan firmanNya yang bermaksud : "Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu dilalaikan oleh harta benda kamu dan anak-anak kamu dari mengingati (melaksanakan perintah) Allah, kerana barang sesiapa berbuat demikian maka merekalah orang yang rugi" (Surah Al-Munafiquun Ayat :9)

Dalam hal ini Pepatah Melayu juga ada mengtakan : "Bahawa masa itu adalah (umpama) emas". Ini menunjukkan masa itu terlalu berharga. Kalau kita gagal merebutnya maka kita akan rugi. Maka tidak heranlah kenapa Allah SWT sendiri bersumpah dengan (keutamaan) masa, seperti firmanNya yang bermaksud:
"Demi masa, sesungguhnya manusia itu nescaya (berada) dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan beramal soleh (berlaku baik), dan berpesan-pesan dengan (menlaksanakan) kebenaran, dan berpesan-pesan dengan (mengamalkan sifat) kesabaran". (Surah Al-'Asr)

BUKTI KEJAYAAN CEMERLANG

Kejayaan cemerlang atas segala usaha kita selama ini hanya akan berjaya dibuktikan oleh kita sendiri. Kita yang menjadi ketua rumah dapat membuktikan bahawa kita telah berjaya mengwujudkan 'keluarga bahagia' dalam rumah tangga kita. Sementara semua penghuni rumah itu dapat merasakan bahawa rumah yang mereka diami bagaikan syurga yang aman
damai. Semua isi rumah akan mendokong slogan "Rumahku Syurgaku". Bahkan suasana tersebut juga dapat dihidu keharumannya oleh jiran tetangga mahupun para tamu yang datang berkunjung, yang tidak pernah diminta (komen) dari mulut mereka apapun pujian, tetapi bagaikan manis madu rasanya (mereka membuat komen) mengatakan bahawa suasana yang mereka rasai di dalam rumah kita bagaikan suasana sebuah syurga. Bahkan ibu bapa begini juga adalah orang yang memenuhi segala syarat yang perlu ada kepada ibu atau bapa "mithali", kerana kejayaannya membentuk keluarga bahagia dan cemerlang.

Ibu bapa ini juga kalau dia seorang pekerja yang menjawat apa-apa jawatanpun, di mana sahaja ia ditugaskan, bila-bila sahaja khidmatnya diperlukan, akan mempamirkan mutu (kualiti) kerja yang berprestasi tinggi. Mereka ini berkhidmat dengan segala sifat-sifat yang terpuji, melaksanakan tugas dengan yang terbaik, bukan kerana inginkan pujian, amat teliti dalam segala tindakan dengan mengelakkan segala sifat-sifat yang keji bukan kerana takut kepada (kejian) caci dan maki dari sesiapapun. Mereka ini terbukti memenuhi segala syarat yang perlu ada kepada pekerja yang layak dianugerahi "Khidmat Cemerlang", bahkan majikannya tidak akan teragak- agak untuk mencalonkannya supaya dinaikkan pangkat atau dikurniai 'darjah-darjah' kebesaran dan lain-lain insentif.

BUKTI KECEMERLANGAN ANAK

Anak yang terdidik oleh ibu bapa cemerlang dengan kaedah-kaedah cemerlang akan menamatkan pengajiannya dengan cemerlang, bukan sahaja cemerlang akademiknya bahkan cemerlang peribadi dan jiwanya dengan akhlak yang mulia.

Walau apa bidang kerjaya yang diceburinya, dia tetap cemerlang. Sasaran utamanya adalah perkhidmatan yang terbaik, matlamatnya adalah kecemerlangan diri dan majikannya, bahkan kecemerlangan agamanya dapat dilihat dari mutu kerjanya yang sentiasa maju. Anak-anak ini tidak akan mudah dikelabui (dirasuah) dengan wang ringgit yang mungkin akan ditumbukkan kerusuknya. Ia sentiasa merasa diawasi oleh mata yang boleh melihat dalam keadaan terang mahupun gelap, yang nyata mahupun yang tersembunyi, DIA (Allah SWT) yang mewakilkan dua malaikat "Kiraman Katibin" yang tidak pernah lalai dari mencatat segala apa yang ia (juga kita semua) lakukan. Begitulah kuat imanya terhadap setiap rukun iman (yang enam) itu sendiri, sebagai bukti kecemerlangan dirinya.

Mereka ini menjalankan segala tugas dan tanggungjawab yang diamanahkan kepadanya dengan penuh kometmen, iltizam dan istiqamah, tanpa mengira masa dan tidak tertakluk kepada nilai upah atau gaji yang diterima, bahkan merasakan bahawa gaji yang diterimanya dari majikan bukanlah satu keutamaan yang boleh merampas keutamaan sifat ikhlas yang menjadi sifatnya yang paling utama dalam mencari keridaan Allah SWT.

KESIMPULAN

Seandainya apa yang disarankan melalui catatan ini dapat dipraktikkan sendiri oleh ibu bapa, samada untuk pakaian sendiri atau untuk diterapkan dalam agenda mentarbiah anak-anak dari masa kesemasa dengan penuh tanggungjawab dan bijaksana serta niat yang ikhlas, maka usaha yang murni (artikel) ini sudah tentu dapat membantu mengwujudkan generasi berilmu dan berakhlak ke arah kecemerlangan (hidup) di dunia dan juga di akhirat nanti.

Maka semua ini terpulanglah kepada ibu bapa itu sendiri samada mahu mencuba dengan usaha yang bersungguh-sungguh ataupun mahu terus mencuba teori-teori yang cuba diketengahkan oleh musuh-musuh Islam yang kadang-kala bertentangan dengan apa yang dianjurkan oleh agama kita yang maha suci.

Perlu diingat, bahawa kita sebenarnya bukanlah gagal dalam mentarbiah anak-anak kita, tetapi sebenarnya yang gagal adalah percubaan kita yang mungkin sebelum ini terdapat cacat-cela di sana sini. Oleh itu kita hendakla berani untuk terus mencuba. Jangan sekali-kali kita gagal untuk meneruskan percubaan demi percubaan disamping terus bertawakkal dan memohon doa kepada Allah SWT, mudah-mudahan dengan kecekalan kita itu akan dimakbulkan oleh Allah SWT juga akhirnya Insya Allahu Ta'ala Amin ya Rabbal 'alamin.

Wallahu a'alamu bissowab.

Selamat mencuba dan selamat berjaya.

Wassalam!

AZHARI(S)"

Selasa, Januari 01, 2008

Membentuk Generasi berilmu dan berakhlak mulia (3)

Membentuk Generasi berilmu dan berakhlak mulia (3)
Posted on Tuesday, January 01 @ 20:52:10 MYT by SongkokPutih
Artikel Oleh abdinabu

"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh!

TAJUK : PERANAN IBU BAPA DALAM MEMBENTUK GENERASI
BERILMU DAN BERAKHLAK KE ARAH KECEMERLANGAN DUNIA DAN
AKHIRAT(BAH. 3)

OLEH : AZHARI(S)

BAHAGIAN KETIGA

hiasanTINDAKAN SUSULAN

Kalau kita telah berjaya membentuk anak-anak kita mengikut acuan cemerlang seperti yang kita kehendaki sesuai dengan tuntutan agama yang disarankan oleh orang yang tidak akan bercakap kecuali yang diwahyukan kepadanya iaitu Nabi Muhammad SAW. Kita tidak harus bergoyang kaki atau berpuas hati. Ini adalah kerana anak kita sudah tentu akan terjun ke medan juang yang sudah tentu sitausinya lebih mencabar. Bukan sahaja mencabar kewibawaan ilmu pengetahuannya tetap yang amat dikhuatiri ialah gejala yang boleh memesongkan akhlaknya lebih tepat lagi imannya.

Berjuang ditengah-tengah mesyarakat walau apapun arena yang diceburinya, sudah tentu bergelut dengan berbagai ragam manusia itu sendiri. Apa yang paling merbahaya ialah pengaruh persekitaran dan rakan sebaya yang rata-rata menjurus ke arah ledakan budaya negatif, yang bukan sahaja melambai-lambai bahkan kadang-kala mengheretnya secara paksa.

Oleh itu kita sebagai ibu bapa tidak harus lalai dan leka dari terus
memberi tumpuan perhatian terhadap segala aktiviti yang diceburi serta
terus meneliti perkembangan anak kita dari masa kesemasa. Jangan biarkan mereka tergelencir, lalu hanyut dibawa arus nafsu dan syahwat yang dikemudikan oleh syaitan yang durjana. Kita mestilah terus membuat tindakan susulan yang berkesinambungan dari masa kesemasa, tanpa mengenal jemu dan bosan, pendek kata tiada istilah 'pencen' bagi ibu bapa selagi mereka masih menghirup udara Tuhan.

Ibu bapa hanya akan 'pencen' dan menerima ganjaran dari 'pencen' tersebut
apabila telah kembali 'kerahmatulLah'. Ibu bapa akan menerima ganjaran yang setimpal dengan tugas serta tanggungjawab yang telah mereka laksanakan di dunia. Di dalam 'barzakh' (alam kubur) mereka akan sentiasa menerima 'dividen' dan 'bonos' yang diperolehi dari kiriman yang berterusan dari seorang anakyang 'soleh'. Ini jelas disebutkan dalam sebuah hadis yang bermaksud :"Jika mati anak Adam terputuslah segala amalannya (pahalanya) kecuali dari tiga perkara; Sedekah 'Jariah', ilmu yang bermanfaat dan anak yang soleh yang mendoakannya".

Untuk melihat sesuatu hasil, sudah tentu perlu kepada usaha yang berterusan yang tidak mengenal penat lelah, bahkan usaha itu dilakukan adalah semata-mata ikhlas kerana melaksanakan perintah Allah SWT. Usaha ke arah melahirkan anak yang soleh adalah tanggungjawab ibu bapa sebagai amanah dari Allah SWT. Oleh kerana ganjaran yang bakal diterima di alam 'barzakh' (kubur) begitu lumayan sekali, maka usaha untuk melahirkan anak yang soleh itu sudah tentu berat, rumit dan sukar sekali sesuai dengan ganjaran yang bakal diterima.

ANAK YANG SOLEH

Untuk mempastikan anak-anak terus soleh dalam hidup dan penghidupannya, sebagai tindakan susulan yang berterusan maka perkara-perkara berikut mestilah berjalan seiring sebagai motivasi dan galakan kepada mereka supaya terus kekal dalam kesolehannya.

PERANAN KITA SETERUSNYA IALAH:

1. Memberi semangat.
2. Memberi dorongan.
3. Memberi galakan.
4. Memberi perangsang.
5. Mengambil berat.

Kesemua elemen tersebut hendaklah sentiasa berlaku dengan penuh hikmah dan bijaksana. Antara kelima-lima elemen tersebut, yang paling penting sekali ialah "Mengambil Berat". Ini adalah kerana, ramai anak-anak merasa diri mereka tidak dikasihi, tidak disayangi apabila ibu bapa gagal mengambil berat tentang diri mereka. Ada dikalangan anak-anak yang semacam sengaja melakukan sesuatu yang tidak disukai oleh ibu bapa mereka semata-mata menagih simpati dan perhatian dari ibu bapa mereka yang pada anggapan mereka telah tidak mempedulikan mereka lagi.

Mereka berharap dengan melakukan satu-satu kesilapan, ibu bapa akan kembali memberi perhatian terhadap mereka. Perasaan ini selalu wujud dalam jiwa remaja. Akhirnya mereka akan bertindak membelakangkan ibu bapa dan ketika itu pengaruh rakan sebaya menjadi alternatif kepada kekosongan jiwa yang mereka rasakan. Sebenarnya orang yang paling cepat merebut peluang mengisi kekosongan jiwa mereka ialah "syaitanir Rajim", lalu syaitan dan segala konconya memainkan peranan proaktif untuk mempastikan mangsanya benar-benar masuk ke dalam jeratnya. Matlamat yang ingin dicapai oleh syaitan ialah supaya anak itu menjadi derhaka kepada ibu bapanya, kemudian ia akan terus memujuk anak itu supaya mengikut telunjuknya sehingga matlamatnya yang terakhir berjaya iaitu menyeret anak itu masuk ke dalam neraka.

MENGAMBIL BERAT

Mengambil berat, ambil hirau atau ambil pusing atau ambil peduli sepatutnya menjadi 'rutin' kepada ibu bapa, kerana kalau perkara ini hanya berlaku sekali sekala sahaja sudah tentu tidak akan mendatangkan kesan yang memuaskan, bahkan mungkin anak-anak boleh tersalah anggap terhadap tindakan kita yang boleh menimbulkan rasa jengkel dan meluat dalam diri mereka. Kalau sikap mengambil berat ini menjadi rutin dalam kemeseraan antara ibu bapa dan anak-anak, sudah tentu anak-anak akan meresa diri mereka diambil berat diambil pusing, yang ditafsirkan oleh perasaan murni mereka sebagai kasih dan sayang.

Perkara-perkara yang sepatutnya diambil berat atau yang patut sentiasa dihiraukan sebagai rutin antaranya ialah:

1. Bagaimana dengan peralatan atau kelengkapan, keperluan anak kita? Adakah ianya mencukupi? Tidakkah anak kita kekurangan apa yang dia perlukan, atau apakah yang kita sediakan lebih dari mencukupi atau ianya terlalu berlebihan. Kalau ia tidak mencukupi sudah tentu ia perlu meminjam dari kawan-kawan, ini mungkin akan mengajar anak kita sifat kurang baik, kerana kalau ia terbiasa meminjam sudah tentu ia akan mendapat cemuhan dari kawan-kawan. Cemuhan ini akan bertambah serius jika anak kita dituduh menghilangkan apatah lagi dituduh mencuri. Tetapi kalau yang kita sediakan terlalu berlebihan, akan lain pula jadinya. Kalau hanya setakat 'spend' kawan sahaja tidaklah menjadi hal, tetapi apa yang kita takutkan, dia akan membeli benda-benda yang tidak berfaedah, melalaikan dan merosakkan atau yang kita tidak ingini ia akan menjadi mangsa peras ugut rakan sebaya.

2. Bagaimana perkembangan anak-anak kita semasa berada di sekolah, atau di tempat kerjanya, perkembangan prestasinya yang berkaitan dengan akademik dan juga akhlaknya, atau mutu kerjanya. Adakah kerjayanya kini perlu kita beri pujian atau insentif? Apakah sebenarnya insentif yang bersesuaian untuk kerjayanya? Tetapi kalau kita hanya memandang sepi segala kemajuan yang ditunjukkan (dicapai), mereka mungkin berangapan yang diri mereka tidak lagi diberi perhatian. Inilah perkara yang patut kita sering ingat dan cuba elakkan dari pernah berlaku.

3. Bagaimana akhlak dan disiplin anak-anak kita dalam bidang yang mereka ceburi? Kalau difikirkan mereka perlu diberi nasihat, motivasi atau tindakan yang lebih keras seperti rotan (rotan didikan), kita harus segera bertindak dengan bijaksana dan penuh hikmah. Kalau kita lambat apatah lagi gagal bertindak sewajarnya, kita akan menanggung resiko akibat kecuaian kita. Cuba fikirkan apakah pula yang patut kita ucapkan atau berikan seandainya ia memang terbukti berakhlak baik dan berdisiplin.

4. Kita mesti mengambil tahu hal keadaan anak-anak kita semasa mereka berada di rumah. Pastikan apapun yang mereka kerjakan adalah yang baik, bermanfaat dan jauh dari bahaya, samada bahaya pada fizikal mereka mahupun yang boleh membahayakan mental mereka, yang lebih utama ialah spiritual mereka. Apatah lagi jika mereka keluar atau di luar rumah. Membiarkan begitu sahaja, terlalu mudah mengizinkan, terlalu mudah untuk cuba dibohongi, adalah kesilapan besar yang akan membawa padah yang besar pula nanti. Kesilapan kita ini akan dijadikan ruang kesempatan untuk mereka mempelajari sifat-sifat negatif yang menjanjikan wujudnya anak derhaka. Jadi bertindaklah dengan bijaksana dalam mengawasi segala sepak terajang mereka setiap masa. Kita bukan sahaja berperanan sebagai ibu bapa, tetapi kita juga bertindak sebagai guru, bahkan sebagai polis atau 'mata-mata gelap' dalam mempastikan anak-anak kita benar-benar beraksi di atas paksi yang luhur yang dikehendaki oleh lunas-lunas agama.

CATATAN : SAMBUNGAN SETERUSNYA

BAHAGIAN KEEMPAT (AKHIR):
MEMPERUNTUKKAN MASA.
BUKTI KEJAYAAN CEMERLANG.
BUKTI KECEMERLANGAN ANAK.
KESIMPULAN.

Sehingga berjumpa lagi,
Sekianlah dahulu,
Terima(lah) kasih.

AZHARI(S)

Boleh Gunakan 'Allah' Asalkan...

Boleh Gunakan 'Allah' Asalkan...
Posted on Tuesday, January 01 @ 07:48:51 MYT by SongkokPutih
Analisis Isu Oleh alexanderwathern

"AllahPenggunaan perkataan ‘Allah’ dalam Alkitab (Bible) dan tulisan-tulisan Kristian di Malaysia memang MENDATANGKAN KEKELIRUAN, bukan sahaja kepada umat Islam, tetapi juga kepada penganut agama Kristian (1) sendiri. Sepatutnya perkataan ‘Allah’ ataupun ‘Tuhan Allah’ digantikan sahaja dengan Tuhan, ataupun Yahweh, ataupun Yehovah, El, Eloah, Elohim ataupun apa saja istilah lain (umat Kristian tentu lebih tahu) yang ada kaitan dengan The Old Testament (Perjanjian Lama) dan The New Testament (Perjanjian Akhir).

Apakah agama Kristian kekurangan perkataan hingga terpaksa menggunakan perkataan ‘Allah’ yang lebih sinonim dengan kitab suci Al-Quran (The Last Testament/ Perjanjian Akhir)? Ataupun… ada sesuatu di sebaliknya?

Sepatutnya perkataan ‘Allah’ tidak digunakan oleh penganut agama Kristian untuk menggambarkan Tuhan mereka walau di mana saja. Walau bagaimanapun, tulisan ini lebih menjurus dalam KONTEKS ‘MALAYSIA’.

Perlu kita fahami, Bahasa Melayu Malaysia ada banyak juga perbezaan berbanding Bahasa Melayu Indonesia. Contohnya ‘tewas’ di Malaysia bermaksud ‘kalah’ sedangkan di Indonesia bermaksud ‘mati’. Sebab itu jangan mudah-mudah menyebut ‘pemain badminton Indonesia telah tewas di tangan pemain Malaysia’ kepada saudara-saudara kita dari Indonesia- nanti ‘bisa bikin ribut’. : )

Di Malaysia, ‘Allah’ ialah Tuhan YANG ESA bagi orang-orang Islam (dan Tuhan Yang Esa bagi semua manusia). ‘Allah’ ini langsung tidak sama dengan makhluk. Sebelum mana-mana makhluk wujud, Dia sudah SEDIA ADA. Sebelum tempat, ruang, warna, kecerahan, gelap, bentuk, sempadan, rupa, arah dan lain-lain (yang semuanya makhluk) wujud (diciptakan-Nya), Dia sudah sedia ada. Apa sahaja yang terpengaruh dengan tempat, ruang, warna, kecerahan, gelap, bentuk, sempadan, rupa, arah dan lain-lain adalah makhluk. Apa sahaja yang lebih muda atau ‘datang kemudian’ daripada-Nya- bukan Allah. Begitulah hebatnya Allah, satu-satunya Tuhan sebenar.

Allah tidak dapat dibayangkan oleh makhluk. Apa saja yang tergambar dalam fikiran kita bukan Allah. Jika Tuhan boleh dibayangkan, hilanglah kehebatannya. Allah suci daripada segala kelemahan seperti mengantuk, lapar, dahaga, lupa, tersilap, berehat, tidak tahu, sakit, tua dan sebagainya. Jauh sekali untuk Dia diseksa ataupun mati. Dia SEMPURNA.

Dia tidak dapat diperintah atau diarah-arah kerana Dialah Pemerintah- Raja Segala Raja. Dia tidak dapat diutus kerana Dialah Pengutus. Dialah sahaja yang tahu bila saatnya Kiamat. Siapa sahaja yang tidak tahu tarikh dan saat Kiamat, itu bukan Allah. TIDAK TAHU menunjukkan kelemahan dan sifat makhluk. Mustahil Tuhan ‘tidak tahu’ dan lemah. Siapa saja yang ‘tidak tahu’ dan lemah tidak layak menjadi Tuhan. Allah tidak layak memohon kerana Dialah Tempat Permohonan.

Allah tidak dapat dipecah-pecahkan, dipisah-pisahkan atau dibahagi-bahagikan- Dia Esa (Satu). Sesiapa yang menyembah Tuhan yang boleh dipecah-pecahkan dipisah-pisahkan atau dibahagi-bahagikan, maksudnya orang itu tersembah selain daripada Allah iaitu makhluk. Hal ini kerana Dia sudah ‘sedia ada’ sejak ruang dan pembahagian belum dicipta. Jadi, mustahil Dia boleh dibahagi-bahagikan. Allah sentiasa ada, tidak pernah ‘tidak ada’ ataupun ‘belum ada’. Dia sentiasa muncul, mustahil Dia baru muncul ataupun belum muncul dan kemudiannya menghilang ataupun mati. Zat Diri-Nya tidak pernah berubah atupun bertukar. Apa sahaja yang MENGALAMI PERUBAHAN (umat Islam menyebutnya ‘baharu’), bukan Allah tetapi makhluk.

Inilah sebahagian daripada ciri-ciri ‘Allah’ yang disebut dalam Perjanjian Terakhir- Al Quran. Dan Allah ini memiliki begitu banyak persamaan dengan Tuhan bagi umat Kristian yang berfahaman Unitary (Unitarian). (2)

Apabila penganut agama Kristian tempatan menggunakan perkataan ‘Allah’ untuk ‘Tuhan’ mereka, memang menimbulkan masalah. Hal ini kerana sifat-sifat ‘Allah Kristian’ itu jauh berbeza dengan Allah. Jangan kita diperbodohkan oleh sebahagian golongan Iselam Liberal yang mendakwa Allah sebagai ‘Tuhan Sembahan’ semua agama.

Allah sebagai TUHAN SEBENAR SEMUA MANUSIA memang benar, tetapi mengatakan Allah sebagai TUHAN SEMBAHAN semua agama ternyata jauh menyimpang. Hanya Muslim yang menyembah Allah TUHAN SEMUA MANUSIA itu, yang tertera sifat-sifatnya sebagaimana yang dijelaskan di atas tadi. Sesiapa yang menyembah Tuhan yang memiliki semua sifat-sifat tersebut, maksudnya dia menyembah Allah. Jika Sembahannya itu tidak memiliki sifat-sifat itu, maksudnya dia menyembah SELAIN ALLAH. Jadi, sesiapa yang menyembah SELAIN ALLAH, sepatutnya gunakanlah nama lain bagi ‘Tuhan Sembahan’ mereka itu. Selesai masalah.

Kita sedia maklum, Tuhan Sembahan umat Kristian itu boleh dipecah-pecah dan dibahagi-bahagikan walaupun dikatakan ‘3 oknum dalam satu’. Jesus sebagai Tuhan menunggu wahyu di bumi, Roh Kudus sebagai Tuhan sedang turun ke bumi membawa wahyu manakala Bapa yang juga Tuhan sedang berada di syurga (3). Hal ini memang jelas bertentangan dengan ALLAH kerana Dia tidak dapat dipecah-pecahkan, dipisah-pisahkan atau dibahagi-bahagikan- Dia Esa (Satu).

Tuhan umat Kristian itu memerlukan ‘rehat’ selepas mencipta tetapi Allah tidak pernah berehat. Berehat adalah satu kelemahan. Tuhan Kristian pernah kalah bergusti dengan manusia tetapi Allah tidak pernah kalah. Tuhan sembahan Kristian tidak tahu di mana Adam menyorok tetapi Allah Maha Mengetahui. Sembahan Kristian itu dilahirkan tetapi Allah sudah sedia ada sebelum pembahagian, jasad dan ruang dicipta. Jesus yang Tuhan dan Roh Kudus yang juga Tuhan tidak tahu tarikh Kiamat sedangkan Allah Maha Mengetahui. Tuhan Sembahan itu boleh menyesal (menunjukkan Dia tidak Maha Mengetahui) sedangkan Allah mustahil menyesal kerana Dia Maha Mengetahui.

Lihatlah betapa jauh bezanya antara Allah dengan Tuhan Sembahan penganut agama Kristian. Kita tidak mahu umat Islam dan umat Kristian di negara ini terkeliru lalu menyangka yang mereka sedang MENYEMBAH TUHAN YANG SAMA. Persamaan yang wujud hanyalah Muslim dan Kristian percaya kewujudan Tuhan dan semua orang mesti menyembah Tuhan.

TAPI Islam dan Kristian ada begitu BANYAK PERSAMAAN jika ‘Allah’ yang dimaksudkan oleh Kristian itu ialah BAPA, sebagimana faham para Unitary. Sekiranya HENDAK SANGAT, Alkitab (Bible) dan tulisan-tulisan Kristian di Malaysia boleh saja menggunakan perkataan ‘Allah’ asalkan kena dengan tempatnya. Gantikan saja perkataan ‘Bapa’ dalam Bible dengan ‘Allah’. Jangan nisbahkan ‘Allah’ kepada Jesus ataupun Roh Kudus tetapi untuk Bapa sahaja.

“…biarlah dunia percaya yang Bapa (ALLAH) telah mengutus aku (Jesus).”
(Yohanes 17:21)

“Bapa (ALLAH) yang mengutus aku (Jesus), Dialah yang bersaksi tentang aku, kamu tidak pernah mendengar suara-Nya, rupa-Nya pun tidak pernah kamu lihat.”
(Yohanes 5:37)

“Namun akan hari (terjadi)nya (kiamat) atau ketikanya itu tidak diketahui oleh seorang jua pun, baik segala malaikat yang di syurga pun tidak, anak (Jesus) itu pun tidak, HANYALAH BAPA (ALLAH) SAHAJA."
(Markus 13: 32)

“Jika kamu mengasihi aku, kamu akan bersukacita kerana aku pergi kepada Bapa (ALLAH), oleh sebab Bapa (ALLAH) lebih besar daripada aku."
(Yohanes 14:28)

"Setelah berkata demikian, Jesus mengadah ke langit lalu berkata, "Ya Bapa (ALLAH), sekarang tibalah saatnya. Muliakanlah Anak-Mu, supaya Anak pun boleh memuliakan Bapa (Allah)"
(Yohanes 17:1)

Bagaimana? …

Kalau penganut agama Kristian berasa keberatan, maka kita kembali saja kepada Kitab Suci agama masing-masing. Umat Islam menggunakan nama ‘Allah’ sebagaimana yang tertera dalam Kitab Suci Al-Quran, manakala umat Kristian gunakan nama Tuhan yang ada dalam Bible Ibrani ataupun Aramaic-yang pastinya tidak ditulis sebagai ‘Allah’. Kan selesai dengan aman? Mengapa tidak mahu menggunakan nama Tuhan dalam Kitab Suci sendiri?

31 DISEMBER 2007

* Penganut agama lain yang ingin tahu tentang isi kandungan ajaran Islam boleh ke laman MENGENAL ISLAM di http://mengenalislam.blogspot.com/ . Tentu anda ingin tahu apa kepercayaan umat Islam, perayaan umat Islam, ibadah Haji, hiburan umat Islam, cara beribadah dan lain-lain. Tidak ada ruginya anda menambah pengetahuan.

* Kepada mereka yang berminat untuk mengetahui perbandingan agama Islam dengan agama-agama lain, boleh mengembara ke laman MENGAPA ISLAM di http://mengapaislam.wordpress.com/ .

(1) ‘Kristian’ di Malaysia membawa maksud seluruh cabang agama Kristian manakala di Indonesia, ‘Kristen’ dispesifikasikan sebagai aliran ‘Protestan’ dan penganut agama Kristian aliran Katholik disebut ‘Katholik’.

(2) Umat Kristian berfahaman Unitary percaya Bapa ialah Tuhan sebenar manakala Jesus dan Roh Kudus mempunyai kedudukan yang lebih rendah daripada-Nya. Penganut agama Kristian yang berfahaman Trinity (Trinitarian) pula percaya Bapa, Roh Kudus dan Jesus sebagai Tuhan sebenar- tiga peribadi dalam satu peribadi. FAHAMAN ASAS Unitary memang selaras dengan pandangan agama Islam. Banyak kaum Kristian di Timur Tengah berfahaman Unitary. Oleh itu jika mereka menggunakan perkataan ‘Allah’ untuk Tuhan mereka (Bapa), memang ada relevannya. Namun di Malaysia, majoritinya beraliran Katholik dan selebihnya Protestan, yang kedua-duanya Trinitarian.

(3) “Dan turunlah Roh Kudus dalam rupa burung merpati ke atasnya (Jesus). Dan terdengarlah suara dari langit: "Engkaulah anak-Ku yang Ku-kasihi, kepadamulah Aku berkenan."
(Lukas. 3:22)

http://myalexanderwathern.freephpnuke.org/

Isnin, Disember 31, 2007

Membentuk Generasi berilmu dan berakhlak mulia (2)

Membentuk Generasi berilmu dan berakhlak mulia (2)
Posted on Monday, December 31 @ 07:43:17 MYT by SongkokPutih
Artikel Oleh abdinabu

"Membentuk Generasi berilmu dan berakhlak mulia (2)

TAJUK : PERANAN IBU BAPA DALAM MEMBENTUK GENERASI
BERILMU DAN BERAKHLAK KE ARAH KECEMERLANGAN DUNIA DAN
AKHIRAT. (BAHAGIAN KEDUA)

OLEH : AZHAR(S)


BAHAGIAN : KEDUA.

KENAPA ANAK-ANAK MENJADI DEGIL?

Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab mengapa anak-anak kita bersifat degil atau lebih dahsyat lagi derhaka. Faktor-faktor ini adalah akibat kegagalan ibu bapa menunaikan amanah Allah SWT dalam membentuk keperibadian anak.



Faktor Pertama : BALASAN

Sebenarnya resiko yang kita terima sekarang ini adalah balasan kepada sikap dan sifat kita terhadap ibu bapa kita semasa kita kecil dahulu. Sudah tentu ibu bapa kita semasa kecilnya juga bersifat seperti kita (degil/derhaka). Kesalahan ini kait mengait antara kita dan ibu bapa kita sebagai balasan Allah SWT. Ini ditambah dengan keingkaran anak menurut kata, juga kesalahan ibu bapa tidak melaksanakan tanggung jawab (amanah Allah SWT) mendidik anak mengikut kehendak Allah SWT. Jadi kesalahan anak ialah kerana gagal berbuat baik kepada ibu bapa, manakala ibu bapa pula gagal membentuk mereka menjadi anak yang mengikut kebaikan.

Anak-anak sepatutnya berbuat baik kepada ibu bapa seperti mana ibu bapa berbuat baik kepada mereka, mudah-mudahan anak-anak mereka (cucu-cicit ) nanti berbuat baik kepada mereka sebagai balasan kepada perbuatan baik mereka. Kalau sebaliknya maka sebaliknyalah pula yang bakal kita terima. Ini jelas disebutkan dalam sebuah hadis Nabi SAW yang bermaksud : "Berbuat baiklah kamu kepada kedua ibu bapa kamu, nescaya anak-anak kamu akan berbuat baik kepada kamu".

Berbuat baik di sini meliputi segala aspek kehidupan dan juga tuntutan agama Islam itu sendiri. Ini bermakna tidak timbul anak derhaka akibat (balasan) dari ibu bapa yang derhaka kepada ibu bapa mereka dahulu, seandainya masing-masing mahu berbuat baik.

Faktor Kedua : KECUAIAN/KEGAGALAN MENDIDIK

Anak kita menjadi degil atau derhaka adalah disebabkan oleh kecuaian atau kegagalan kita sebagai ibu bapa mendidik mereka mengikut lunas-lunas yang disarankan oleh agama. Rasulullah SAW pernah bersabda yang bermaksud : "Suruhlah anak-anak kamu mendirikan solat (sembahyang) ketika mereka berumur tujuh tahun dan pukullah mereka (jika enggan) ketika mereka berumur sepuluh tahun dan pisahkanlah tempat tidur mereka (dari ibu bapa dan juga dari adik beradik mereka yang berlainan jenis/jentina).

Rasulullah SAW menegaskan betapa peri pentingnya ibadat solat didirikan, sehingga Baginda menyuruh kita mengarahkan anak-anak kita melakukan solat itu semasa mereka baru berumur tujuh tahun. Suruhan itu begitu tegas sekali apabila Baginda menyuruh kita menggunakan rotan tatkala anak yang berumur sepuluh tahun enggan mendirikannya.

SOLAT/SEMBAHYANG?

Kenapa solat atau sembahyang pula dikaitkan dengan agenda mentarbiah generasi berilmu dan berakhlak ke arah kecemerlangan dunia dan akhirat?

Sebagai menjawab pertanyaan ini, Rasulullah SAW telah bersabda yang bermaksud :"Solat/sembahyang itu tiang agama, sesiapa yang mendirikannya sesungguhnya ia telah mendirikan agamanya, sesiapa yang meninggalkannya sesungguhnya ia meruntuhkan agama".

Allah SWT telah berfirman di dalam Surah Al-'Ankabuut ayat : 45 yang bermaksud :
"Bahawa sesungguhnya sembahyang itu (boleh) mencegah (orang yang mendirikannya) dari (melakukan) perkara yang keji dan mungkar (jahat)".

Kedua-dua NAS yang tersebut sudah cukup untuk membuktikan betapa solat atau sembahyang itu satu perkara yang amat penting dalam arus pendidikan anak-anak ke arah melahirkan anak-anak yang soleh dan solehah, pewaris kecemerlangan dunia dan akhirat. Kerana orang yang taat melaksanakan solat itu sentiasa berada dalam peliharaan Allah SWT. Terpelihara dari dosa, maksiat dan kemungkaran. Bahkan mereka sentiasa berada di bawah pimpinan Allah SWT kepada sifat taat, taat kepada ibu bapa, guru, juga kepada Allah SWT dan RasulNya SAW, serta sifat-sifat terpuji seperti sabar, rajin, tekun dan sebagainya.

ROTAN/PUKUL-DERA?

Menggunakan rotan dalam kaedah pendidikan Islam adalah satu cara psikologi yang paling berkesan yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW seperti hadis yang baru kita ikuti tadi, dan disokong oleh sebuah hadis lagi yang bermaksud :"Allah SWT memberkati rumah yang di dalamnya ada digantung rotan".

Rotan bukan digunakan untuk mendera anak, tetapi fungsinya yang sebenar ialah untuk tujuan pendidikan. Kalau kita memukul anak yang enggan mendirikan sembahyang sedang ia telah berumur sepuluh tahun, apatah lagi yang telah 'Aqil Baligh mestilah dengan cara dan kaedah yang betul yang benar-benar bertujuan untuk mendidik, bukan mendera atau menyeksa anak.

Perbuatan merotan yang didorong oleh niat yang ikhlas kerana menjalankan perintah Rasulallah SAW itu boleh menghalau syaitan yang bersarang dalam jiwa anak-anak kita. Tetapi merotan anak dengan sesuka hati dan tujuan mendera, hanya akan menyebabkan anak kita menjadi konco-konco syaitan yang menanamkan sifat dendam, benci, marah dan sebagainya.

KITA DAN ROTAN

Kalau kita di rumah tidakpun merotan anak kita yang layak dirotan, di luar rumah kita tidak dapat pastikan bahawa anak kita tidak menerima hukuman kepada kesalahan yang dilakukannya. Guru disiplin dan guru besar atau pengetua kini diberi lesen (sekejap diberi sekejap ditarik balik) untuk menggunakan rotan. Lagipun yang mana lebih baik, di rumah kita gunakan rotan dan diluar anak kita menjadi manusia baik, atau kita tak pernah merotan anak hingga anak kita jadi pelesit lalu ditangkap oleh pihak berkuasa dan disumbat ke dalam penjara kerana kesalahan jenayah dan sebagainya.

Anak yang tidak pernah dirotan oleh ibu bapa akan menganggap diri mereka anak manja atau anak emas. Anak yang merasa diri mereka raja di dalam rumah akan menampakkan sikap yang degil seterusnya membawa kepada derhaka.

Namun demikian kita harus menggunakan rotan dengan cara yang berpatutan, bersesuaian dengan tujuan sebenar untuk memberi pendidikan. Kerana kalau tersilap langkah maka lain pula jadinya. Dalam hal ini kita jangan menjadi bapa ketam yang menyuruh anaknya berjalan betul sedangkan dirinya sendiri berjalan mengiring (mereng). Ini bermakna kita kenalah mempraktikkan pendidikan lisanul hal (amali/praktik), supaya anak-anak akan menjadikan kita sebagai 'role model' kepada diri mereka.

CATATAN : SAMBUNGAN SETERUSNYA

BAHAGIAN KETIGA:
TINDAKAN SUSULAN
ANAK YANG SOLEH
MENGAMBIL BERAT

Sekianlah dahulu,

Terima(lah) Kasih!

AZHARI(S)"

Ahad, Disember 30, 2007

Membentuk Generasi berilmu dan berakhlak mulia (1)

Membentuk Generasi berilmu dan berakhlak mulia (1)
Posted on Sunday, December 30 @ 11:44:22 MYT by SongkokPutih
Artikel Oleh abdinabu

"

OLEH : AZHARI(S)

TAJUK : PERANAN IBU BAPA DALAM MEMBENTUK GENERASI
BERILMU DAN BERAKHLAK KE ARAH KECEMERLANGAN DI DUNIA
DAN DI AKHIRAT.

CATATAN :
OLEH KERANA ARTIKEL INI AGAK PANJANG SAYA AKAN
BAHAGIKAN KEPADA EMPAT BAHAGIAN.

BAHAGIAN PERTAMA:

MUQADDIMAH:

Memang tidak dapat dinafikan bahawa ibu bapa adalah agen utama dan yang pertama mesti memainkan peranan melaksanakan tanggung jawab mengasuh, mendidik mengajar serta membimbing anak-anak mereka untuk menjadi pewaris pelapis kepada generasi yang cemerlang ilmu dan akhlaknya di dunia dan di akhirat. Sekaligus membentuk anak-anak yang bukan sahaja boleh dijadikan cermin generasi tetapi juga sebagai pejuang kepada amar makruf dan nahi mungkar, bahkan sebagai khalifah di muka bumi ini sekaligus sebagai ulamak pewaris para nabi.

Kelalaian, kelemahan, kesilapan atau kesalahan ibu bapa dalam mentarbiah anak-anak mereka adalah saham terbesar dalam menambahkan lagi jumlah generasi pincang, bermasalah, terpesong, sampah mesyarakat, musuh negara serta perosak agama.

Maka pengetahuan ibu bapa dalam kaedah mentarbiah anak-anak perlu dipertingkatkan sesuai dengan kemajuan dan kemodernan dunia yang serba canggih,dengan mengumpul, mendalami serta mempraktikkan segala maklumat terkini yang sesuai untuk diterapkan dalam agenda memantapkan syaksiah diri lalu cuba menterjemahkannya dalam agenda pendidikan anak-anak.

Ibu bapa yang jumud dalam kekolotan akan terus menghadapi masalah kekalutan dan kemelut dalam menghadapi ledakan arus permodernan yang akan menyebabkan mereka dipandang remeh, bahkan dianggap sebagai penghalang kepada kebebasan anak-anak mereka yang mergelumang dengan berbagai ledakan budaya songsang yang mereka anggap sebagai aliran peredaran zaman yang patut diikuti dan dicontohi.

Kegagalan ibu bapa dalam memperlengkapkan diri dengan elemen-elemen yang sepatutnya ada pada diri ibu bapa cemerlang adalah sebagai punca sebenar kegagalan membentuk generasi yang bukan sahaja berilmu bahkan berakhlak mulia.

Pendek kata ibu bapa harus menjadi cermin, ikutan, contoh teladan yang baik kepada anak-anak mereka dalam segenap segi. Hanya ibu bapa yang benar-benar cemerlang dunia akhiratnya sahaja yang layak mengimpikan anak-anak yang cemerlang ilmu dan akhlaknya. Maka sentiasalah berusaha dan berdoa untuk menjadi ibu bapa cemerlang seiring dengan usaha membentuk generasi yang cemerlang.

PERANAN IBU BAPA

Peranan bermakna satu kewajiban melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang dipikul sebagai amanah yang mana hasilnya yang manis akan kita kecapi sebagai ganjaran kepada kejayaan kita. Manakala hasilnya yang pahit akan kita kecapi dan kita telan sebagai bukti kegagalan kita sendiri.

Peranan ibu bapa dalam membentuk generasi berilmu dan berakhlak ke arah kecemerlangan dunia dan akhirat, tidak terbatas dalam lingkungan rumah tangga semata-mata, sedangkan di luar rumah, kita serahkan bulat-bulat kepada peranan orang lain, sedangkan dalam masa yang sama kita akan marah kalau anak kita dimarahi atau ditegur kesalahannya oleh orang lain.

Tetapi peranan ibu bapa itu bukan sahaja harus dimainkan terhadap anak mereka sendiri semasa di dalam rumah dan di luar rumah malah terhadap anak-anak jiran, rakan, hingga kepada sesiapa sahaja, sesuai dengan firman Allah yang terdapat dalam Suratul 'Asr yang sering kita baca, iaitu berpesan-pesan kepada (melakukan) kebenaran dan berpesan- pesan kepada (mengamalkan) sifat kesabaran, sebagai bukti kita orang yang beriman dan beramal soleh, golongan manusia yang beruntung. Manakala manusia yang bersikap sebaliknya adalah golongan orang yang rugi.

Sebenarnya agenda mentarbiah anak itu bermula sejak dari proses mencari jodoh, proses persenyawaan berlaku hinggalah kepada anak itu mampu berdikari bahkan sehingga anak kita itu dijemput kembali kepada Allah.

Semasa anak-anak masih dalam lingkungan usia yang belum layak dihantar untuk mengikuti pendidikan formal dikelas-kelas TADIKA, TABIKA atau TASKI, maka ketika itu ibu bapa adalah segala-galanya buat mereka. Ibu bapa adalah guru kepada mereka dalam pendidikan informal dalam institusi keluarga, yang mana anak-anak mendapat pendidikan dari ibu bapa
mereka secara lisanul hal (praktik) dan lisanul maqal (teori) sebagai ikutan dan contoh teladan kepada mereka. Bahkan sekalipun mereka telah mendapat pendidikan formal dari guru dalam institusi persekolahan, ibu bapa masih tetap berperanan sebagai pemegang saham terbesar dalam memainkan peranan mentarbiah anak-anak mereka.

Ibu bapa bertanggung jawab meluntur anak-anak mereka sejak mereka masih rebung supaya senang dibentuk sesuai dengan kecemerlangan yang diidam-idamkan. Kalau kita gagal meluntur buluh dari rebungnya, maka kita akan berhadapan dengan resiko yang semakin rumit untuk melenturnya. Dalam hal ini Pepatah Melayu ada mengingatkan kita"MELENTUR BULUH BIAR DARI REBUNGNYA" maknanya, mendidik anak itu biar dari masa kecilnya, kerana anak-anak yang dilahirkan itu bagaikan kain putih, maka terpulanglah kepada ibu bapa untuk mencorak-warnakannya mengikut kemahuan mereka.
Rasulullah S.A.W. pernah bersabda yang bermaksud : "Setiap bayi yang dilahirkan adalah dalam keadaan fitrah (suci bersih/Islam), maka ibu bapanyalah (yang berperanan)menjadikannya (samada) Yahudi, Nasrani atau Majusi".

Maknanya kalau anak kita (muslim) berperangai seperti orang (kafir) Yahudi atau Nasrani atau Majusi, itu adalah bukti kegagalan kita mengislamkan perangai mereka. Jika anak-anak kita mengagong-agongkan budaya negatif dari barat seperti "rock","punk" menagih dadah, pergaulan bebas dan lain- lain, itu membuktikan kita gagal menerapkan ajaran suci Islam dalam diri mereka, mungkin juga dalam diri kita sendiri.

ANAK-ANAK TERLANJUR MENJADI BULUH, BESI ATAU BATU

Jika kita terbukti gagal mendidik anak semasa rebungnya, kita sebenarnya mendedahkan diri kita kepada resiko yang rumit untuk membentuknya. Walau bagaimanapun peranan kita sebagai ibu bapa masih tetap wajib dilaksanakan. Untuk melentur buluh kita terpaksa menggunakan api untuk melembutkannya, pun begitu silap langkah, buluh akan pecah atau patah, jadi kita harus berhati-hati. Perkara ini perlu kepada kemahiran dan pengalaman serta maklumat yang luas untuk melihat hasilnya yang memuaskan.

Kalau anak telah terlanjur menjadi besi, untuk melembutkannya, mencairkannya dan membentuknya semula menjadi semakin rumit. Kita terpaksa menggungkan api yang berkuasa tinggi untuk meleburkannya baru dapat membentuknya semula, sekali lagi kita perlu mempunyai kemahiran dan pengalaman yang tinggi.

Kalau anak telah keras menjadi batu, berhati batu, kepala batu, telinga batu, kita terpaksa melembutkannya dengan menggunakan air atau terpaksa menggunakan berbagai alat untuk membentuknya, atau kita terpaksa menghancurkannya menjadi serbuk baru boleh membentuknya semula. Ini sudah tentu lebih rumit, sekali lagi mahu tidak mahu kita perlu
sentiasa menambahkan kemahiran dan pengalaman.

Kemahiran dan pengalaman sahaja tidak mencukupi tanpa melengkapkan diri kita dengan segala sifat yang terpuji seperti sabar, rajin, tekun dan lain-lain. Sifat-sifat ini juga tidak akan pernah wujud dalam diri kita seandainya kita tidak mahu menginsafi segala kesalahan, kesilapan, keterlanjuran, pendek kata segala dosa kita. Justeru, kita hendaklah
memperbanyakkan taubat dan istigfar memohon ampun kepada Allah SWT kerana kita telah gagal melaksanakan tanggung jawab yang telah diamanahkan kepada kita. Sambil memohon ampun kita terus melipat- gandakan usaha mentarbiah diri dan zuriat kita disamping tidak putus-putus berdoa.

CATATAN : SAMBUNGAN SETERUSNYA:
BAHAGIAN KEDUA:
KENAPA ANAK-ANAK MENJADI DEGIL?
Faktor Pertama : BALASAN
Faktor Kedua : KECUAIAN/KEGAGALAN MENDIDIK
SEMBAHYANG?
ROTAN/PUKUL-DERA?
KITA DAN ROTAN.

BAHAGIAN KEDUA
BAHAGIAN KETIGA
BAHAGIAN AKHIR

Sekianlah dahulu,
Terima(lah) Kasih!

Oleh:
Ambuyat El-Binangkit."

Antara Sabar dan Syukur

Antara Sabar dan Syukur
Posted on Sunday, December 30 @ 12:05:58 MYT by SongkokPutih
Bicara Agama Oleh cina-islam

"Ibadah Suatu hari wali Allah Ibrahim bin Adham melalui suatu majlis keramaian dengan keseronokan dan riuh rendah lalu beliau mengatakan inilah orang-orang yang tidak bersyukur.

Pada masa yang lain beliau melalui satu rumah yang ada kematian dengan kedengaran tangisan menanda kesedihan yang amat sangat dengan perginya orang tersayang. Lalu beliau mengatakan inilah orang-orang yang tidak bersabar.

Antara syukur dan sabar adalah dua akhlak mahmudah yang sangat dituntut oleh Islam. Apalagi setiap pejuang Islam mestilah memiliki kedua sifat ini dalam menempuh liku-liku perjuangan yang penuh onak dan duri ini. Seorang pejuang yang telah memiliki dua sifat ini pasti akan menempuh liku-liku perjuangan dengan satu keyakinan, yakni kemenangan yang hakiki hanyalah ketentuan dari Allah SWT. Kalah di dunia tidak bermaksud kalah di sisi Allah.

Firman Allah SWT :-

وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوفْ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الأَمَوَالِ وَالأنفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ

"Demi sesungguhnya! Kami akan menguji kamu dengan sedikit perasaan takut (kepada musuh) dan (dengan merasai) kelaparan dan (dengan berlakunya) kekurangan dari harta benda dan jiwa serta hasil tanaman dan berilah khabar gembira kepada orang-orang yang sabar." (Al Baqarah : 155)


Sifat orang yang beriman setelah ia menerima musibah ialah ia akan sentiasa sabar dan menganggapnya sebagai satu ujian dari Allah SWT. Apa lagi menjadi orang yang keluah kesah atau dalam bahasa biasa menjadi kelam kelabut, adalah jauh sekali. Sikap tenang dan sabar dalam menempuh segala musibah adalah gambaran sebenar insan yang beriman kepada Allah SWT.

Setelah melalui segala ujian dan musibah dengan sabar , orang orang yang beriman pasti akan mengucapkan sebagaimana anjuran dari Allah SWt iaityu :-


الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُم مُّصِيبَةٌ قَالُواْ إِنَّا لِلّهِ وَإِنَّـا إِلَيْهِ رَاجِعونَ


" (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji`uun"(Al Baqarah : 156)


Setelah mengembalikan musibah kepada Allah lah yang kita datang dan kepada Allah kita akan kembali berarti telah benarlah iman seseorang. Kesedaran yang sebegini mustahil lahir dari hati orang-orang yang tidak yakin kepada Allah SWT.

Bersyukur kepada pemberiaan Allah boleh dilakukan oleh makhluk dalam dua keadaan iaitu :-

1. Dengan yakin se yakinnya segala nikmat yang diperolehi itu datangnya dari Allah SWT. Walaupun sedikit apakan lagi banyak kita hendaklah menyedari semuanya dari Allah SWT.

2. Memanfaatkan segala nikmat itu kejalan yang Allah ridhai. Sikap ini melahirkan suatu bentuk gambaran ketaatan yang sempurna oleh seorang makhluk kerana dia sedar segala nikmat itu dario Allah jua. Jauh sekali untuk mempergunakan kejalan yang Allah Murkai, kerana orang yang bersyukur faham dan rasa bertanggung jawab dengan segala nikmat yang dia perolehi adalah suatu amanah dari Allah SWT.

Sebab itu lah sebanyak mana yang kita keluarkan zakat atau derma pasti tidak akan menyebabkan seseorang itu jatuh bengkrap atau muflis. Lihatlah betapa Syaidina Abu Bakar yang telah menafkahkan semua hartanya untuk Islam sehingga bila di tanya oleh Nabi ada apa lagi yang tinggal beliau menjawab yang tinggal hanya Allah dan Rasul.

Kerana itu hartawan yang bersyukur yakin bahawa bila dia memberi pasti akan bertambah rezekinya sebagaimana janji dari Allah SWT:-


وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ لأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ


" Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (ni`mat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (ni`mat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".(Ibrahim:037)
Bersabarlah.......Bersyukurlah........

Layari Blog CINA ISLAM : http://idhamlim.blogspot.com

Happy Syirik! (Selamat Menyekutukan Allah)???

Happy Syirik! (Selamat Menyekutukan Allah)???
Posted on Sunday, December 30 @ 12:12:04 MYT by SongkokPutih
Fikir Sejenak Oleh dreamkiller

"http://an-nawawi.
blogspot.com


LocengBaru-baru ini, saya menonton suatu rancangan di TV3 pada pagi hari Selasa lepas (25-12-2007). Kelihatan mereka begitu ghairah, meriah dan gembira sekali bersama-sama memeriahkan/meraikan hari/perayaan krismas... Saling bertukar-tukar ucapan (wish/greeting) sesama mereka... Yang mengejutkan saya adalah, mereka (host/krew rancangan) tersebut adalah beragama Islam.

Sungguh sedih dan terkejut kerana masyarakat Islam kita hari ini masih ramai yang tidak/belum memahami atau mungkin gagal memahami hakikat tauhid dan aqidah yang sewajarnya difahami oleh semua muslim/muslimat. Sebahagian mereka (umat Islam hari ini) kelihatan seakan-akan amat bermudah-mudah dalam persoalan aqidah malah sanggup bersama-sama merayakan hari (perayaan) Krismas dengan riang gembiranya tanpa ada rasa bersalah sedikit pun...

Sebelum itu, tahukah kita apa yang dimaksudkan dengan Krismas atau sempena apa 25 Disember setiap tahun di-raikan oleh orang-orang Kristian? Jadi, apakata kita lihat dulu secara ringkas.

Berikut saya bawakan beberapa penjelasan mengenai-nya:

Maksud Christmas disisi penganut agama Kristian:

Christmas is an annual holiday that celebrates the birth of Jesus. It refers both to the day celebrating the birth, as well as to the season which that day inaugurates, which concludes with the Feast of the Epiphany. The date of the celebration is traditional, and is not considered to be his actual date of birth. Christmas festivities often combine the commemoration of Jesus' birth with various cultural customs, many of which have been influenced by earlier winter festivals. Although a Christian holiday, it is also observed as a cultural holiday by many non-Christians. (Rujuk Wikipedia: http://en.wikipedia.org/wiki/Christmas)

Siapa Jesus di-sisi penganut agama Kristian:

1 – Jesus sebagai jelmaan tuhan-

Christians predominantly believe that Jesus is God incarnate, who came to provide salvation and reconciliation with God. Nontrinitarian Christians profess various other interpretations regarding his divinity. Other Christian beliefs include Jesus' Virgin Birth, performance of miracles, fulfillment of biblical prophecy, ascension into Heaven, and future Second Coming. (Rujuk Wikipedia: http://en.wikipedia.org/wiki/Jesus )

2 – Jesus sebagai anak tuhan-

Dari sudut yang lain juga, sebahagian besar penganut Kristian meng-imani (mengakui) bahawa Jesus adalah anak tuhan. (Sebagaimana dalam bible: He and the Father are one (Bible John 10:30) - http://en.wikipedia.org/wiki/Jesus & http://en.wikipedia.org/wiki/God_the_Son )

Jesus di-sisi Agama Islam:

In Islam, Jesus (Arabic: عيسى, commonly transliterated as Isa) is considered one of God's most beloved and important prophets, a bringer of divine scripture, a worker of miracles, and the Messiah. However, Muslims do not share the Christian belief in the crucifixion or divinity of Jesus. Muslims believe that Jesus' crucifixion was a divine illusion and that he ascended bodily to heaven. Most Muslims also believe that he will return to the earth in the company of the Mahdi once the earth has become full of sin and injustice at the time of the arrival of Islam's Antichrist-like Dajjal. (Rujuk: http://en.wikipedia.org/wiki/Jesus )

Pernyataan al-Qur’an:

Dan mereka berkata: "Tuhan Yang Maha Pemurah mengambil (mempunyai) anak." Sesungguhnya kamu telah mendatangkan sesuatu perkara yang sangat mungkar, (Surah Mariam, 19: 88-89)

Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan. (al-Ikhlas, 112: 3)

“Dan (ingatlah) ketika Allah berfirman: "Hai Isa putera Maryam, adakah kamu mengatakan kepada manusia: "Jadikanlah aku dan ibuku dua orang tuhan selain Allah?." Isa menjawab: "Maha Suci Engkau, tidaklah patut bagiku mengatakan apa yang bukan hakku (mengatakannya). Jika aku pernah mengatakan maka tentulah Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku dan aku tidak mengetahui apa yang ada pada diri Engkau.” (al-Ma’idah, 5: 116)

Maka dengan ini... sebagai perumpamaannya-

Terbayangkah di fikiran kita, apakah wajar dan patut seseorang yang waras fikiran serta nalurinya untuk mengucapkan tahniah dan ucap selamat (wish/greet) kepada penjenayah pembunuh, pencuri (yang mencuri atau mahu melakukan kecurian), perogol dan seumpamanya. Lebih-lebih lagi, yang menjadi mangsa kejahatan itu adalah diri kita sendiri! Jika kita mengatakan tidak, maka soal Mengucapkan tahniah (wish/greeting) kepada perayaan kaum kuffar (yang mengandungi penyekutuan ke atas Allah) lebih utama lagi untuk ditidakkan dan dijauhkan, kerana jelas ianya membawa maksud redha dan setuju terhadap kepercayaan-kepercayan yang ada dalam sesuatu perayaan tersebut. Masuk akalkah, seseorang muslim yang mentauhidkan Allah (muslim yang murni aqidahnya) mengucapkah tahniah atas dasar sempena kekafiran (dan kesyirikan) seorang Budha, Hindu atau Kristian yang sedang menyembah tuhan mereka atau yang sedang merayakan perayaan mereka yang penuh kesyirikan menurut neraca Islam? Ini berbeza dengan soal muamalah biasa. Soal muamalah seperti berjual beli atau seumpamanya, maka itu tiada masalah. Tetapi, ini adalah menyangkut paut persoalan kepercayaan/iktiqad/keimanan/aqidah.

Dan aku tidak beribadat sebagaimana kamu beribadat. Dan kamu tidak beribadat sebagaimana yang aku beribadat. Dan bagi kamu agama kamu, dan bagi kami agama kami. (al-Kafirun 109: 2-6)

Persoalan ini dapatlah disamakan/diandaikan sebagaimana berikut yang mana kita mengucapkan selamat kepada si perogol, pencuri, dan pembunuh dengan ucapan:

“Semoga kamu selamat membunuh, mencuri, atau merogol.”

Atau

“Tahniah kerana anda telah merogol anak saya.”

Atau

“Selamat berbahagia dengan pekerjaan anda sekarang.”

Atau juga,

“Tahniah kerana anda telah selamat melaksanakan pekerjaan anda (mencuri, merogol, atau membunuh)”

Secara logiknya, mana mungkin kita akan mengucapkan ke atas mereka yang sedang melakukan kemungkaran atau maksiat dengan ucapan tahniah atau selamat? Mana mungkin kita akan rasa gembira bila melihat manusia itu melakukan kemungkaran. Jadinya, dalam persoalan syirik apatah lagi, kerana persoalan syirik adalah suatu persoalan yang lebih besar lagi kemungkarannya berbanding maksiat seperti perbuatan rogol, zina, mencuri, dan membunuh. Kerana ianya berhubung kait dengan aqidah (ke-Islaman).

“Janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar.” (Luqman, 31: 13)

Kepada maysrakat Muslim seluruhnya, marilah sama-sama kita mencari tahu dengan ilmu yang benar, semoga segala apa yang kita lakukan adalah sentiasa jelas dan selamat di sisi syariat.

“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.” (al-Isra’, 17: 36)

Apa yang saya utarakan ini, bukan difokus sekitar isu perayaan krismas sahaja, malahan telitilah sama kepada persoalan-persoalan perayaan yang lain seperti Deepavali, deeparaya, tahun baru cina, thaipusam, dan seumpamanya, malahan persoalan lain yang seumpamannya.

Sebaliknya, ajaklah mereka kepada yang “terbaik” menurut takrifan Islam... Dekatilah mereka dengan sebaiknya yang menurut Islam, bukan menurut akal.

“Apabila kamu diberi penghormatan/ucapan dengan sesuatu penghormatan/ucapan, maka balaslah penghormatan/ucapan itu dengan yang lebih baik dari padanya, atau balaslah penghormatan/ucapan itu. Sesungguhnya Allah memperhitungkan segala sesuatu.” (Surah an-Nisa’ 4: 86)

Yang sebaiknya adalah membalas ucapan mereka dengan ucapan yang baik disisi syariat, sebagai contoh:

“Semoga Allah menunjukkan jalan yang benar.” Atau “Semoga awak mendapat hidayah.” Atau cukuplah dengan ucapan, “terima kasih kerana memberi hadiah”.

Dan harus difahami bahawa, ucapan/penghormatan yang baik itu bukanlah suatu ucapan yang merestui/meraikan kesyirikan mereka. Tetapi, mestilah ucapan yang baik yang diambil kira menurut neraca Islam.

Untuk lebih lanjut, boleh lihat link ini (perbincangan lebih terperinci berkenaan “Hukum Merayakan Perayaan Orang-orang Kafir”) - http://bahaya-syirik.blogspot.com/2007/12/047-bolehkah-merayakan-perayaan-orang.html

Wallahu a’lam...

ARKIB BERITA

JOM MELAWAT NEGARA ARAB

MESIR-CAIRO EGYPT
EGYPT - new vision 1
EGYPT - new vision 2
Egypt 1 - Cairo
Egypt 2 - Alexandria & Siwa Oasis
Egypt 3 - Nile Cruise
Egypt 4 - Aswan & Abu Simbel
Cairo-Egypt- مصر- القاهره
Beauty of Egypt
Street Food-Cairo-21 July 8-Part 1
Street Food-Cairo-21 July 8-Part 2
Tips for Traveling to Taba, Egypt
Travel Tips for Cairo
Cairo 2008
Alexandria
Alexandria Streets, Egypt
SAUDI ARABIA
WELCOME TO SAUDI ARABIA
saudi arabia short documentry
Saudi Culture Janadreia Full
Beautifull Saudi Arabia
Saudi Arabia: Building for the future
The Kaabah in Mecca, Saudi Arabia
Masjid Nabawi
Inside Masjid an Nabi - History Part 1of 2
Inside Masjid an Nabi - History Part 2of 2
The History of the Prophet's Mosque (1)
A History of the Prophet's Mosque 2 of 2
History of Madina - part 1/3 (Arabic)
History of Madina - part 2/3 (Arabic)
History of Madina - part 3/3 (Arabic)
YAMAN
WELCOME TO YEMEN
Life in Yemen
Sanaa City, Capital of Yemen صنعاء اليمن
Yemen - Kawkaban and Marib
QATAR
WELCOME TO QATAR
The Pearl Qatar - Riviera Arabia
Qatar Tourism "Heart of the Gulf"
Insider Travel Information on Doha
U.A.E.
Welcome to Dubai
Welcome to Dubai 1
Welcome to Dubai 2
Welcome to Dubai 3
Welcome to Dubai 4
Burj Dubai Armani
Dubai Asmaran Bawadi
Burj Dubai History Rising
Dubai World Islands
The best buildings of this world
Burj Al Arab-World's only 7star hotel
AMAN JORDAN
" Welcome to Jordan!"
Welcome to Jordan - (1)
Welcome to Jordan
Killing The Dead Sea - Jordan
Welcome to Jordan! (3:43)
WELCOME TO JORDAN
Ziarah Amman, Jordan
BAHRAIN
The Kingdom of Bahrain
A tour in City Center Mall Bahrain
Bahrain Tour Slideshow
KUWAIT
Kuwait City, مدينة الكويت,
Kuwait Liberation - English Version
New Kuwait City
IRAQ
The Beautiful iraq
Beautiful Iraq before the War
Beautiful Iraq
OMAN
Beautiful Oman
Oman - Muscat
Muttrah Souq Muscat Oman
Muscat - Capital of Oman
Visiting Oman
LEBANON
Welcome To Lebanon
Beirut, Lebanon
Beautiful Lebanon
4 days in Lebanon
Beirut- Lebanon- لبنان - بيروت
Lebanon, the Pearl of the Middle East
Lebanon-beautiful country in the world
SYRIA
Welcome to SYRIA
Welcome to Syria
Syria The Beautiful
Syria: Tourist Attractions
Syria: Damascus
Damascus, Syria
New Path to Damascus - Syria
PALESTINE
Baitulmaqdis Masjidil Aqsa 01
Baitulmaqdis Masjid Aqsa Zikir & Selawat 02
B. Maqdis Dome Of The Rock 03
B. Maqdis Maqam N. Daud & N. Musa 04
B. Maqdis Laut Mati & Maqam N. Shueb 5
Baitulmaqdis Ashabul Kahfi 06
MOROCCO
Welcome to Morocco Part 1
Welcome to Morocco Part 2
Welcome to Morocco Part 3
Welcome to Morocco
Welcome to Morocco
Casablanca Morocco
King Hasan Mosque - Casablanca (Morocco)
Inside the King Hassan II Masjid-Casablanca

CARIAN DALAM BLOG INI


powered by FreeFind

CARIAN KE WEB LAIN