Isnin, Oktober 05, 2009

AYAT AL-QURAN DAN ANGKA GEMPA??? (SUATU PENILAIAN)

Bismillah
Allahummasolli' alamuhammad wa'alaalimuhammad

Salamun 'alaikum


“Gempa di Padang jam
17.16, gempa susulan 17.58, esoknya gempa di Jambi jam 8.52. Coba lihat Al-Qur’an!” demikian bunyi pesan singkat yang beredar. Siapa pun yang membuka Al-Qur’an dengan tuntunan pesan singkat tersebut akan merasa kecil di hadapan Allah Swt. Demikian ayatayat Allah Swt tersebut:

17.16 (QS. Al Israa’ ayat 16):
“Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya mentaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan Kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya.”

17.58 (QS. Al Israa’ ayat 58): “
Tak ada suatu negeri pun (yang durhaka penduduknya) , melainkan Kami membinasakannya sebelum hari kiamat atau Kami azab (penduduknya) dengan azab yang sangat keras. Yang demikian itu telah tertulis di dalam kitab (Lauh Mahfuz).”

8.52 (QS. Al Anfaal: 52):
(Keadaan mereka) serupa dengan keadaan Fir’aun dan pengikut-pengikutny a serta orang-orang sebelumnya. Mereka mengingkari ayat-ayat Allah, maka Allah menyiksa mereka disebabkan disebabkan dosa-dosanya. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Amat Keras siksaan-Nya.”
Tiga ayat Allah Swt di atas, yang ditunjukkan tepat dalam waktu kejadian tiga gempa kemarin di Sumatera, berbicara mengenai azab Allah berupa kehancuran dan kematian, dan kaitannya dengan hidup bermewah-mewah dan kedurhakaan, dan juga dengan keadaan Fir’aun dan pengikut-pengikutny a. Ini tentu sangat menarik.

sumber; eramuslim




From: SENAPANG patah
Subject: RG09... Waktu gempa sama dgn ayat & surah dlm Quran...masyaAllah
To: blalang_group@ yahoogroups. com, respeks_group@ yahoogroups. com, tipah@yahoogroups. com
Date: Friday, 2 October, 2009, 7:32 PM

Hukum Menghubungkan Waktu Kejadian Gempa dengan Ayat-ayat al-Qur'anPDFCetakE-mail
Aqidah
Ditulis oleh al-Ustadz Hammad bin Amir Abu Muawiyah al-Makassari
Minggu, 11 Oktober 2009 06:18

Hukum Menghubungkan Waktu Kejadian Gempa dengan Ayat-ayat al-Qur'an

Oleh: al-Ustadz Hammad bin Amir Abu Muawiyah al-Makassari


Tanya:
Bismillah. Ana mendapatkan selebaran di masjid yang berisi hubungan antara gempa di Sumatra dengan beberapa ayat dalam Al-Qur`an. Disebutkan di situ: Gempa di Padang jam 17.16, gempa susulan 17.58, esoknya gempa di Jambi jam. 8.52. Lalu kita disuruh melihat ke Al-Qur`an surah 17 (Al-Isra`) ayat 16, ayat ke 58 dan surah 8 (Al-Anfal) ayat 52, yang ketiga ayat ini berisi keterangan tentang siksaan Allah kepada kaum yang bermaksiat.

Bagaimana hukumnya mempercayai hal ini dan hukum menyebarkan berita ini, apalagi sebagian teman mengatakan kalau berita ini juga tersebar lewat sms.

yahya (
yahya.vila@yahoo.com )

Jawab:
Sebelumnya, pemastian bahwa kejadian ini adalah siksaan atau azab secara mutlak kepada semua korban adalah hal yang kurang tepat, apalagi mengarahkan makna ayat-ayat di atas kepada peristiwa di Sumatra. Hal itu karena yang meninggal banyak di antaranya kaum muslimin yang insya Allah bagus keislamannya. Dan jika ada musibah yang menimpa seorang muslim maka itu merupakan ujian baginya dan merupakan penghapus dosanya. Karenanya siksaan kepada orang kafir dikatakan azab sementara siksaan kepada kaum muslimin dikatakan cobaan. Jadi musibah gempa di Sumatra ini adalah azab bagi orang-orang kafir yang pantas menerimanya dan penghapus dosa bagi kaum muslimin yang meninggal, serta penghapus dosa dan peringatan bagi korban yang masih hidup dan bagi selainnya yang tidak mengalaminya.

Ala kulli hal, menghukumi secara mutlak kejadian ini adalah azab yang diperuntukkan untuk mereka semua, adalah hukum yang perlu ditinjau ulang, karena pada zaman para nabi sebelumnya, yang dijatuhkan azab kepada mereka adalah murni orang-orang kafir dan membinasakan mereka semuanya, wallahu a’lam.

Hal yang kedua, anggaplah kita katakan itu adalah azab, akan tetapi kita tidak menerima kalau makna ayat-ayat di atas diarahkan kepada kejadian ini. Syaikhul Islam Ibnu Taimiah mengingatkan dalam Muqaddimah at-Tafsir mengenai salah satu kesalahan dalam tafsir yaitu: Menafsirkan sebuah ayat dengan kejadian yang datang belakangan, yang mana kejadian tersebut tidak ditunjukkan oleh lafazh dan makna ayat tersebut.

Sementara di sini, mana hubungan antara ketiga ayat ini dengan kejadiannya? Betul di dalam ayat-ayat tersebut disebutkan siksaan dan azab, akan tetapi apakah kejadian ini adalah azab secara mutlak untuk mereka semua? Kalaupun azab, kenapa membatasi hubungan kejadian ini hanya pada tiga ayat, bukankan banyak sekali ayat dalam Al-Qur`an yang menyebutkan tentang azab?

Kami jawab: Hubungan erat antara ayat-ayat ini dengan kejadian di Sumatra -di mata orang yang pertama kali memunculkan hal ini- adalah dalam hal no surah dan ayatnya dengan jam terjadinya gempa. Bukankah ini lebih dekat kepada bentuk dugaan dan ramalan dibandingan tafsiran ayat? Orang ini berusaha menunjukkan kebenaran isi Al-Qur`an dengan cara-cara seperti ini, padahal apa yang dia sebutkan tidak ada hubungannya dengan Al-Qur`an kecuali sekedar angkanya.

Intinya, kami tidak mengingkari penyebutan ayat-ayat ini sebagai peringatan kepada kaum muslimin sekalian akan apa yang terjadi di Sumatra, akan tetapi yang kami ingkari adalah menghubungkan antara keduanya dengan hubungan yang tidak teranggap dalam ilmu tafsir Al-Qur`an, yaitu angka-angka. Kalau mau mengingatkan kaum muslimin maka ingatkan mereka dengan semua ayat yang berisi ancaman kepada pelaku maksiat, jangan hanya terbatas pada ayat-ayat ini dan jangan pula menonjolkan korelasi di antara ayat dan sebuah peritiwa (baik/jelek) dengan sesuatu yang tidak ada hubungannya. Karena membiarkan hal-hal seperti ini berkembang akan membuka pintu-pintu ramalan dan penafsiran Al-Qur`an dengan penafsiran yang tidak diinginkan oleh Allah dan Rasul-Nya.

Kembali kepada pertanyaan:
1. Hukum mempercayainya? Berhubung tidak ada korelasi sama sekali antara ketiga ayat ini dengan peristiwa di Sumatra, maka tentunya kita tidak mempercayai kalau ayat yang diturunkan 15 abad yang lalu ini merupakan peringatan bagi orang-orang yang hidup 15 abad setelahnya bahwa akan terjadi peristiwa pada jam sekian lewat sekian. Karena sama sekali tidak ada dalil yang menunjukkan hal itu, dan menghubungkannya (melalui angka-angka) adalah perbuatan berkata atas nama Allah tanpa ilmu dan itu diharamkan.

2. Hukum menyebarkannya? Tidak boleh menyebarkannya dengan alasan di atas, yaitu membuka pintu dugaan, ramalan, dan penafsiran Al-Qur`an dengan penafsiran yang salah. Ditambah lagi dia adalah perbuatan membuang-buang harta (pulsa dan selainnya) pada hal-hal yang tidak ada manfaatnya.

Sebagai nasehat, hendaknya setiap muslim tidak sibuk dengan hal-hal semacam ini, akan tetapi hendaknya dia mengambil pelajaran dan peringatan dari apa yang terjadi di sana dan berusaha memberikan bantuan kepada para korban sesuai dengan kemampuannya. Insya Allah ini jauh lebih bermanfaat.

Sumber: al-atsariyyah.com


2 ulasan:

  1. Assalamualaikum wbt, minta tuan buat kisah sedikit keadaan dan amalam penduduk di dua kawasan tersebut atau di negara tersebut sebelum azab Allah tersebut.

    BalasPadam
  2. wa3alaikumussalaamu warahmatuLLAHI wabarakaatuH

    terima kasih saudara yang bertanya.

    alhamduLILLAH setelah sekian lama akhirnya dapat juga blog ini dikemaskini kembali.

    silakan mengambil mana2 yg dirasakan bermanfaat dan komen mana2 yg perlu diperbaiki.

    sebarang kemusykilan boleh dibincangkan bersama.

    yg khilaf itu dari kami dan yg haq itu hanya dari ALLAH SWT jua.

    ~waris keluarga ambuyat el-binangkit

    BalasPadam

SILA BERI KOMEN ANDA DISINI